Penulis: Arwani
KUDUS | inspirasiline.com
MUBAROK boleh jadi satu-satunya pengusaha di Kota Santri, Kabupaten Kudus yang peduli dunia seni dan budaya.
Dia tidak hanya mengembangkan usahanya, Mubarokfood, di Jalan Sunan Muria, Desa Glantengan, Kudus, tapi juga senantiasa mempertahankan tradisi dan budaya lokal dengan membangun sebuah museum di lingkungan perusahaan.
Museum Gusjigang ini cukup megah, indah, dan mencuatkan filosofi tinggi.
Kehadiran Museum Gusjigang ini mampu menginpirasi generasi milenial untuk tetap mengkaji dan menarik pelajaran dari nilai-nilai sejarah seni budaya di tengah kehidupan global yang serba digital saat ini.
Banyak koleksi diorama yang menggambarkan kehidupan tempo doeloe, seperti para pembuat jenang dan buruh rokok kretek, lengkap dengan penjelasannya. Ada pula serentetan filosofi para tokoh dari zaman dulu, kini, dan yang akan datang.
Kata Kirom salah satu Manajer Pemasaran Mubarokfood Kirom menjelaskan, Gusjigang merupakan akronim dari “Bagus Rupane, Pinter Ngaji dan Berdagang,” yang merupakan salah satu ajaran atau slogan zaman Sunan Kudus atau Syech Ja’far Shodiq.
Kirom berharap, Museum Gusjigang mampu memberikan spirit kepada masyarakat Kudus dan sekitarnya. “Setidaknya, untuk memberikan petuah dan nilai bahwa orang hidup itu harus memiliki tiga filosofi: berbudi luhur atau akhlakul karimah, rajin belajar atau mengaji, dan harus tetap bekerja atau berdagang,” ungkapnya.***