Sejumlah Tokoh Sragen Deklarasi Gerakan Dukung Kotak Kosong

NEWS

Penulis: Sugimin
SRAGEN | inspirasiline.com

BERDASARKAN Undang-Undang No10/2016 tentang Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur, Bupati-Wakil Bupati, dan Walikota-Wakil Walikota, sejumlah elemen masyarakat menggelar Deklarasi Gerakan Dukung Kotak Kosong dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sragen 2020 di salah satu warung makan di Sragen Kulon, Rabu (14/10/2020).

BUDI Setyo berorasi dalam Deklarasi Gerakan Dukung Kotak Kosong.

Deklarasi dilanjutkan dengan pembentukan Tim Sukses yang akan aktif melakukan sosialisasi bahwa kotak kosong adalah pilihan yang legal dan sah. Alasannya, selama ini imej di masyarakat bahwa mendukung kotak kosong itu tidak ada dasarnya.

“Itu yang harus diluruskan,” ujar Agus Sulis, salah satu inisiator ketika dihubungi inspirasiline.com melalui ponselnya, Rabu (14/10/2020), pukul 19.00.

Deklarasi diinisiasi oleh gabungan lembaga swadaya mayarakat (LSM) Sragen dan beberapa anggota organisasi kepemudaan serta tokoh masyarakat di Sragen.

“Seusai deklarasi dilanjutkan pembentukan formatur tim sukses pemenangan kotak kosong,” ungkap Agus Sulis.

Fenomena Baru
Rus Utaryono, salah seorang inisiator Gerakan Dukung Kotak Kosong menambahkan, Pilkada dengan kotak kosong merupakan fenomena baru bagi masyarakat Sragen. Pihaknya mengaku belum bisa memperkirakan sebesar apa gerakan memilih kotak kosong tersebut.

Mantan anggota DPRD dari PPP ini menjelaskan, dukungan terhadap kotak kosong merupakan wujud kekecewaan terhadap tidak adanya kompetitor dalam Pilkada Sragen mendatang. Termasuk kepada partai-partai politik yang tidak mampu menghadirkan pilihan calon lain bagi masyarakat Sragen.

“Tidak hanya kecewa, tapi rakyat itu sesungguhnya geram terhadap partai-partai politik. Kenapa dibiarkan hanya ada satu calon dengan prestasi yang biasa-biasa saja?” tukasnya.

Rus Utaryono menyesalkan biaya besar yang telah dikeluarkan untuk Pilkada, tapi tidak ada pilihan calon lain. Menurutnya, kondisi ini berbahaya bagi kelangsungan demokrasi di Sragen.

POSTER bertulisan “Kotak Kosong Menang, Rakyat Senang” yang mulai banyak tertempel di penjuru Kabupaten Sragen.

Edukasi Masyarakat
Pihaknya mengaku tidak menargetkan kotak kosong menjadi pemenang Pilkada Sragen. Prioritasnya adalah edukasi kepada masyarakat Sragen, mengingat fenomena kotak kosong ini baru sekali ini terjadi.

“Intinya, jangan biarkan masyarakat tidak tahu-menahu. Prioritas kita adalah edukasi, menampung aspirasi, karena ini kan sejarah baru. Jangan sampai masyarakat tidak mengetahui substansi sebenarnya,” tutur Budi Setyo, inisiator yang lain saat berorasi dalam Deklarasi Gerakan Dukung Kotak Kosong..

Salah satu tokoh pergerakan di Sragen yang meminta sementara namanya tidak disebut mengatakan, dunia politik Indonesia pernah heboh terkait kemenangan kotak kosong pada pemilihan Walikota Makassar, Juni 2018. Suara yang diraih “kosong” mengalahkan perolehan suara pasangan calon kepala daerah tunggal yang diusung koalisi partai politik.

Pengalaman di beberapa pemilihan kepala daerah menunjukkan, keberadaan kotak kosong sebagai konsekuensi dari keberadaan pasangan tunggal kepala daerah dan wakil kepala daerah belum sepenuhnya dipahami masyarakat.

“Ini perlunya sosialisasi, supaya tingkat partisipasi pemilih tetap bisa mencapai target.Secara normatif tekstual yang diatur adalah mengenai dua syarat terjadinya pemilihan secara langsung terhadap calon tunggal melawan kotak kosong,” paparnya.***

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *