Penulis: Sugimin
SRAGEN | inspirasiline.com
BANTUAN Presiden Produktif untuk Usaha Mikro (BPUM) yang digulirkan beberapa waktu lalu membuat Bank BRI unit setiap kecamatan di Bumi Sukowati saban hari dipadati orang untuk kroscek kebenaran data. Di BRI Unit Kecamatan Plupuh, antrean dibatasi 100 orang.

“Nanti jam 12.00 istirahat sampai jam satu (13.00) diteruskan lagi. Uang Rp 2.400.000 harus ada perjuangan,” ujar satpam BRI Unit Plupuh, Daru Kurniawan kepada inspirasiline.com, Senin (19/10/2020).

Ketika inspirasiline.com hendak konfirmasi dengan Pimpinan BRI Unit Plupuh Agung Susilo, langsung dijawab tidak bisa. “Mohon maaf, pimpinan sangat sibuk, sementara tidak bisa diganggu,” ujarnya singkat.

“Sebelum Bapak datang, saya sudah di sini. Saya datang pukul 07.00, di sini sudah ramai,” ungkap warga Desa Karungan, Plupuh Khomar kepada inspirasiline.com yang mendekatinya.
“Saya ngantar anak sudah sejak pagi. Ya harus sabar, kalau urusan duit ini memang rumit,” sambung Marindi (66), warga Banjarjo, Sambirejo, Plupuh.

“Pengecekan data memang perlu dilakukan, mengingat banyak data yang tidak pas,” ungkap Kepala Desa (Kades) Sambirejo, Plupuh Pri Handoko sambil meneliti berkas Hj Mutmainah, warganya. “Data yang salah atau keliru, kebanyakan nama, nomor rekening, dan jenis usaha,” lanjut Hanjus, panggilan akrab kades.
Data yang salah, kata Hanjus, diberikan pengantar dari desa. “Yang penting Nomor Induk Kependudukan (NIK) bukan milik orang lain. Kalau NIK itu milik orang lain, kami tidak berani memberikan pengantar,” ujarnya.
Hasil pantauan, kesalahan data calon penerima BPUM bukan saja terjadi di Desa Sambirejo, tapi hampir menyeluruh di setiap desa. Termasuk di Desa Manyarejo, ada nama sama, tapi NIK-nya beda, sekalipun nomor rekening dan banknya sama.***