Mempertahankan Jawa Tengah Sebagai Lumbung Pangan Nasional

NEWS

H.Sumanto,SH  |    Ketua DPRD Jawa Tengah

KETUA DPRD Jawa Tengah H.Sumanto,SH untuk Pemilu 2024 ditetapkan PDI-Perjuangan  sebagai Caleg DPRD Provinsi Jawa Tengah Dapil Kab.Karanganyar, Wonogiri dan Sragen. Alumnus Universitas Slamet Riyadi ini pertama kali menjadi wakil rakyat pada periode 2004-2009 sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Karanganyar. Selanjutnya  2009-2014 menjabat Ketua DPRD Kabupaten Karanganyar. Dari hasil Pemilu 2014 ia terpilih sebagai  wakil rakyat Jawa Tengah dan duduk sebagai Ketua Komisi B dan pada 5 Juni 2023 dilantik sebagai Ketua DPRD Jawa Tengah.

Sumanto mengatakan persoalan yang masih dihadapi warga adalah jumlah kemiskinan yang masih tinggi, sehingga diperlukan upaya-upaya untuk menurunkan jumlah pengangguran. Karena kemiskinan sangat erat dengan minimnya lapangan pekerjaan. Pria yang mengawali kariernya sebagai pengacara ini sangat mengapresiasi adanya tiga pabrik garmen yang dibangun di Kabupaten Wonogiri. Pabrik tersebut sangat membantu memberikan lapangan pekerjaan bagi warga setempat.

Sistem Penanaman Mina Padi

Sekretaris DPD PDI-P Jawa Tengah  ini mengemukakan  dalam upaya meningkatkan hasil pertanian,  dia mendorong petani menerapkan sistem penanaman Mina Padi, yakni dengan program budidaya ikan di area persawahan yang juga ditanami padi. Seperti yang dilakukan petani di kawasan lahan pertanian Kelurahan Jungke Karanganyar. Dikatakan dari pantauannya selama ini, banyak keunggulan dengan system Mina Padi. Petani selain bisa panen padi dan ikan, sistem tersebut bisa mencegah serangan hama tikus . Sistem Mina Padi juga mendorong petani menanam padi organik yang membuat lahan lebih produktif dan  padinya menjadi bahan pangan  yang lebih sehat. Sumanto yang terjun langsung menyaksikan panen dengan sistem Mina Padi mengatakan keunggulan lain dari  model tersebut adalah penghematan pupuk yang mencapai hampir 60 %, sedangkan hasil panen mengalami peningkatan sebesar 11%.

Sumanto juga menekankan pentingnya membuat desain besar (grand design) pertanian di Jawa Tengah. Hal ini terkait dengan persoalan ketahanan pangan yang harus diperhatikan karena terjadinya masalah klimatologi (dampak bencana) disamping peralihan fungsi lahan maupun beragam persoalan yang dihadapi petani.

Dalam dialog di studio iNews TV  Jakarta beberapa waktu yang lalu,  ia mengutip pernyataan Presiden kelima Megawati Soekarnoputri agar pemerintah menjaga kelestarian lahan produktif. Yakni dengan mengatur Tata ruang untuk melindungi lahan-lahan subur dan produktif agar tidak dialihfungsikan. Jawa Tengah harus dipertahankan sebagai salah satu lumbung pangan nasional dan dapat menopang kebutuhan pangan provinsi lain.

1 Desa butuh 2-3 Embung

Sumanto menambahkan agar petani dapat mengolah sawah dengan lancar, dibutuhkan air yang mencukupi. Upaya pemerintah pusat membuat waduk besar dan embung di seluruh Indonesia menurutnya sangat membantu pengairan, namun belum mencukupi. Karenanya pemerintah provinsi dan kabupten harus menyiapkan embung-embung dengan skala kecil di daerah masing-masing, minimal ada 2 atau 3 embung untuk setiap desa.  Dengan banyaknya embung, maka air hujan yang melimpah bisa ditampung di embung untuk dimanfaatkan bagi pertanian pada musim kemarau.  Dari pantauannya di Jawa Tengah ada 1.300 embung untuk 8.599 desa/kelurahan. Menurutnya jumlah tersebut masih sangat kurang untuk mengairi lahan pertanian khususnya dimusim kemarau. Karena menanam dimusim kemarau lebih baik hasilnya sebab tidak ada hama.

Kader PDI-P ini menambahkan upaya lain yang bisa dilakukan pemerintah  untuk meningkatkan penghasilan petani, dengan  menyesuaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) dimusim panen. Menurutnya DPRD Jateng telah membuat Perda Nomor 8 Tahun 2022 tentang Peningkatan dan Pengembangan Balai Ternak, Balai Benih ikan dan Balai Benih Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan di Jawa Tengah. Dengan penelitian dari para lulusan perguruan tinggi di balai-balai tersebut,  akan menghasilkan bibit unggul yang akan meningkatkan hasil petani dan peternak.

Sumanto menambahkan untuk meningkatkan perekonomian bisa juga dengan menggali potensi lokal untuk dijadikan desa wisata. Ia mengajak masyarakat dan kepala desa di wilayah yang telah memiliki surat keputusan (SK) desa wisata dari pemerintah agar dapat lebih serius menggarap potensi wisatanya dengan ide-ide kreatif. Menurutnya di Karanganyar setiap tahun jumlah desa wisata terus bertambah. Untuk itu yang perlu ditingkatkan adalah sarana transportasi menuju desa wisata dan sarana jalan juga harus ditingkatkan kualitasnya. Sumanto yang membantu pengaspalan jalan di Sedayu, bersama Bupati Karanganyar Rober Christanto menyaksikan jalan aspal tersebut dan bersilaturahmi dengan warga Jumantono didampingi Kades setempat Sunarso.

Tak hanya menseport petani, wakil rakyat kelahiran Dimoro Karanganyar ini juga memberikan bantuan kedelai kepada warga masyarakat di Karanganyar yang menjadi perajin tempe dan tahu saat harga kedelai  melonjak tajam. Yakni di Kelurahan Karanganyar, Desa Jatiyoso, Jatipuro, Gondangrejo Karang Pandan, Juamantoro dan Jumapolo. Bantuan diberikan secara langsung maupun secara simbolik oleh Sumanto dengan perwakilan tiga warga dari Karanganyar. Masing-masing warga menerima bantuan kedelai 50 kg. (Laras)

 

Bagikan ke:

3 thoughts on “Mempertahankan Jawa Tengah Sebagai Lumbung Pangan Nasional

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *