Penulis: Yokanan | Editor: Dwi NR
BLORA | inspirasiline.com
KELUARGA tak menyangka kalau Silvi Ayu Nugraha meninggal karena dibunuh. Mereka mengira Silvi meninggal akibat kecelakaan. Sadisnya, gadis 23 tahun itu dibunuh dalam keadaan hamil delapan bulan.
Warga Desa Ngliron, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora itu jadi korban pembunuhan di DJ Kost, Jalan Condrokusumo, Gisikdrono, Semarang Barat, Jumat (20/8/2021) lalu.

Silvi dikenal sebagai anak yang periang, cerdas dan aktif. Pembunuhnya tak lain orang dekat korban. Pacar sendiri, yaitu Agung Dwi Saputro, warga Surakarta.
Korban juga sempat diinjak perutnya oleh pelaku. Bahkan sebelum meninggal, korban sempat kesakitan, namun sengaja dibiarkan. Sampai akhirnya meninggal.
Alasan dibunuh, karena hubungan mereka tak direstui keluarga korban. Selain itu, korban tidak mau menggugurkan kandungannya.
Dari hasil otopsi, diduga korban mati lemas karena adanya tekanan pada mulut. Kemudian terdapat resapan darah di belakang kepala korban yang diduga dibenturkan ke benda keras atau tembok. Juga organ hati korban robek.
Kepala Desa Jeruk, Kecamatan Randublatung Supratno mengungkapkan, informasi awal korban mengalami kecelakaan. Namun warga baru tahu kalau korban dibunuh setelah jenazah sampai rumah duka.
Supratno mengaku, keluarga korban rumahnya memang ada di Desa Jeruk. Namun, mereka merupakan warga Desa Ngliron, Kecamatan Randublatung. Beda desa. Sehingga dimakamkan di Desa Jeruk.
Korban merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Sekolahnya juga pindah-pindah. Dulu di SMA Randublatung. Kuliah di Semarang. Kerja sudah sekitar setahunan, juga di Semarang.
”Infonya sudah hamil, tapi tidak disetujui orangtuanya. Belum disetujui, karena (pelaku) belum lulus dan belum bekerja. Laki-laki dari Solo dan usia 18 tahun. Usianya lebih tua korban,” bebernya.
Sementara Kades Ngliron, Kecamatan Randublatung Muntono mengaku, korban dan keluarganya memang terdaftar sebagai warga Ngliron. Tapi berdomisili di Desa Jeruk. Ayahnya pegawai Perhutani di Nganjuk, Jawa Timur.
”Korban dimakamkan di Desa Jeruk. Karena belum pindah domisili, sehingga data kependudukannya masih di Desa Ngliron,” ucapnya.***