43 Tahun Kasnadi Terkulai Lemah di Tempat Tidur

NEWS

Penulis: Daryono
REMBANG | inspirasiline.com

NASIB tragis menimpa Kasnadi (60), warga Desa Kedungasem, Kecamatan Sumber, Rembang. Selama sekitar 43 tahun terbaring lemah di atas tempat tidur karena lumpuh.

Hari-harinya dia lewati dengan terbaring, sambil menerawang ke atap genteng rumahnya yang kusam. Sesekali tatapan matanya kosong. Saat kecil, Kasnadi seperti anak-anak pada umumnya, masih bisa bermain bersama teman-temannya. Tapi setelah disunat, entah kenapa daya tahan tubuhnya semakin melemah, hingga akhirnya lumpuh. Saat itu menginjak usia 17 tahun.

Tahun ini Kasnadi memasuki usia 60, sehingga total sudah 43 tahun, dia menghabiskan waktunya terbaring di atas tempat tidur.

Setelah kedua orangtuanya meninggal dunia, semua dia jalani sendiri. Kebetulan Kasnadi belum sempat menikah, sedangkan adiknya tinggal di desa lain.

“Dulu ya sehat, tapi lama-kelamaan lemah, nggak ada tenaga. Nggak ada kegiatan apa-apa, paling hanya menggerak-gerakkan badan sedikit. Hanya berdoa saja,“ kata Kasnadi lirih, Kamis (13/8).

Untuk keperluan makan sehari-hari, pria yang akrab disapa Mbah Di ini kerap mendapatkan kiriman dari kerabatnya yang kebetulan masih tinggal sekampung. Makan maupun shalat, semua sambil berbaring.

Dirinya tak pernah menangis, apalagi menyesal, meski menghadapi cobaan seperti sekarang. Dia memilih bersyukur, sekaligus pasrah kepada Allah, karena perjalanan hidup seseorang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.

Kasnadi hanya memunyai satu keinginan, kelak jika tiba waktu menghadap Sang Pencipta, dosa-dosa dan kesalahannya diampuni, sehingga bisa tenang dalam tidur panjangnya.

“Semua ini adalah pemberian Allah, jadi harus tetap saya syukuri. Nggak pernah ada niat sedikit pun ingin mati, apalagi bunuh diri, karena kondisi saya seperti ini. Saya hanya berharap, semoga dosa-dosa saya diampuni, ketika dipanggil yang kuasa,“ imbuhnya.

43 tahun didera lumpuh, merupakan waktu yang sangat lama. Rasa bosan di atas tempat tidur, tentu saja menggelayuti. Untuk sedikit mengusir rasa jenuh, biasanya Kasnadi mendengarkan radio.

“Saya biasanya mendengarkan radio. Itu ada tv bantuan dari orang Semarang, tapi jarang saya tonton,“ ungkap Mbah Di.

Kasnadi saat ini tinggal di sebuah rumah kecil di tengah perkampungan Desa Kedungasem. Itu pun berstatus menumpang tanah milik orang lain. Dia menyampaikan terima kasih kepada siapa pun yang pernah membantu meringankan beban hidupnya.

Kasnadi berujar singkat tak sanggup membalas kebaikan tersebut dan hanya mendoakan semoga Allah memberikan balasan yang terbaik.***

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *