Penulis: Supriyani
Editor: Dwi NR
Gerakan Pramuka merupakan organisasi pendidik karakter dan budi pekerti, disiplin, mandiri, tidak putus asa, dan bertanggung jawab. Seperti inilah gambaran sosok Sri Sayekti.
MENGGELUTI dunia kepramukaan sejak 1965, semasih duduk di bangku SD, Sri Sayekti tentu sudah sangat kental pengalaman di organisasi kepanduan itu.
“Saya mengikuti kegiatan Pramuka di sekolah, dari SD-SPG, dan lebih fokus lagi setelah saya jadi guru SD,” ujar Kak Yekti, sapaan akrabnya.
Kak Yekti mengungkapkan, selama menjadi anggota Pramuka, dia sempat menjabat Andalan Cabang Urusan Putri (Anjupi) Kwarcab Sukoharjo, pernah tinggal dan bermarkas di Kwarcab Sukoharjo. Almarhum Suparno WS, suaminya pernah menjadi Ketua Kwarcab Sukoharjo era 1970-1973.
Sementara kegiatan yang pernah diikuti selama menjadi Pramuka, di antaranya Lomba Tingkat Kwarda Jateng di Pati (1973) dan Jambore Tingkat Kwarnas mewakili Kwarcab Sukoharjo 1984.
“Yang bikin saya bangga dan bersyukur, di setiap Peringatan Hari Pramuka, rumah saya banyak dikunjungi tokoh-tokoh Pramuka yunior saya. Bahkan, makam almarhum suami juga ramai diziarahi tokoh Pramuka dari Kwarran Kartasura maupun Kwarcab Sukoharjo,” bebernya.
Kak Yekti memilih Pramuka sebagai organisasi tempatnya mengabdikan diri, menurutnya karena Pramuka sangat menyenangkan. “Bisa mendidik seseorang berakhlak mandiri, disiplin, terampil, prigel, dan bertanggung jawab,” tuturnya.
Kepada yuniornya, Penggalang-Pandega, Kak Yekti berpesan agar mereka terus berjuang, mengabdi di Pramuka dengan sepenuh hati dan ikhlas,” tandasnya.
Sri Sayekti bertekat akan terus menyukai dan mengabdikan hidupnya untuk Pramuka. “Selagi jantung masih berdetak, masih diberi umur oleh Allah, saya akan terus menggelorakan Pramuka!” tegasnya.***