Ditutup 20 April 2021, Peminat BPUM Cukup Tinggi

NEWS

Penulis: Supriyani
SUKOHARJO | inspirasiline.com

PEMINAT Program Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) 2021 senilai Rp 1,2 juta dari pemerintah pusat di Kabupaten Sukoharjo terbilang cukup tinggi. Lebih dari 28.000 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) telah mendaftar, meski program tersebut baru dibuka sejak Senin (12/4/2021) lalu.

Para pelaku UMKM tersebut sudah mendaftar secara online dengan mengisi Google Form. Pendaftaran BPUM 2021 akan ditutup 20 April 2021 pukul 24.00.

Kepala Dinas Perdagangan dan Koperasi dan UKM (Disdagkop UKM) Sukoharjo Sutarmo mengatakan, BPUM diprioritaskan bagi pelaku UMKM yang sebelummya belum mendapat bantuan.

“Untuk BPUM, yang diperbolehkan mengisi formulir pendaftaran online adalah pelaku usaha mikro yang belum pernah mendaftar atau pernah mendaftar namun salah pengisian data,” ungkapnya, Jumat (16/4/2021).

Sutarmo mengingatkan, sebelum mendaftar BPUM, pelaku UMKM untuk mencari Surat Keterangan Usaha (SKU) terlebih dulu dan menyiapkan berbagai persyaratan lain seperti fotokopi KTP dan KK yang harus diserahkan ke kelurahan/desa setempat.

“Bagi yang belum mendaftar, kami mohon untuk dapat melengkapi diri dengan berbagai persyaratan. Sebab, untuk mendapatkan BPUM, jumlah yang telah mendaftar tetap akan melalui seleksi administrasi,” jelasnya.

Sutarmo menambahkan, BPUM Kementerian Koperasi dan UKM atau tahun lalu dikenal dengan Banpres PUM bakal dilanjutkan dengan total anggaran sebesar Rp 15,36 triliun. Sasaran BPUM adalah 12,8 juta pelaku usaha mikro di seluruh Indonesia.

Salah satu pendaftar BPUM, Mrahanto, pelaku UMKM dari kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartosuro berharap, pengajuannya untuk mendapatkan bantuan sebesar Rp 1,2 juta dapat disetujui. Sebab, selama pandemi, pengusaha karak berlabel “Werkudoro” ini, omzetnya benar-benar menurun drastis.

“Kami sebenarnya sudah berkali-kali mendaftar untuk mendapatkan bantuan, namun tidak pernah berhasil. Semoga yang BPUM ini berhasil, sehingga bantuan nanti akan kami pergunakan untuk menambah modal usaha pembuatan karak,” ungkapnya.

Mrahanto juga mengakui, Karak “Werkudoro” sebelum terjadi pandemi sempat kewalahan menerima order. Meski pembuatannya masih dilakukan secara manual, namun dalam satu hari mampu membuat karak berbahan dasar beras sebanyak 20 kilogram.

“Di tengah pandemi, kami mencoba bangkit dan sedikit demi sedikit kembali mendapatkan order karak, tidak hanya dari sekitar Kota Solo, namun juga sering berasal dari luar wilayah Soloraya,” bebernya.***

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *