Tarub, “Desa Belimbing” Terbesar di Kabupaten Grobogan

INSPIRASIANA

Penulis: Joko Widodo | Editor: Dwi NR
GROBOGAN | inspirasiline.com

SIAPA yang tak kenal buah belimbing? Semua orang pasti sudah kenal, bahkan merasakannya, baik sebagai buah usai makan ataupun dibuat rujak sebagai makanan selingan.

Ternyata tidak semua warga menanam.pohon buah yang satu ini. Padahal bila dikelola dengan baik, buah belimbing bisa dijadikan barang komoditas yang mendatangkan keuntungan besar.

ROKIM (38), dengan piala dan penghargaan dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah.

Sebagaimana yang dilakukan, Rokim (38), seorang petani belimbing warga Dusun Krajan, Desa Tarub, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Dia memulai usaha menanam pohon belimbing sejak 2013 dan kini telah memiliki 400 pohon di dua petak tanah miliknya. Dalam proses penanamannya, juga memerlukan perabukan serta pemeliharaan seperti pupuk, air, dan sebagainya.

PINTU gerbang Makam Ki Ageng Tarub di Desa Tarub, Kecamatan Tawangharjo. 

“Yang penting pemeliharaannya, yakni cukup air. Kebetulan air yang ada di kebun saya sudah cukup untuk setiap saat menyirami pohon-pohon buah belimbing di sini,” ungkap Rokim saat disambangi inspirasiline.com di kebunnya, Senin (30/8/2021).

Didampingi Siti Komsah, istrinya, Rokim mengungkapkan, setiap panen atau musim petik buah belimbing, kebun yang dikelolanya bisa menghasilkan 7 ton buah belimbing. Selama setahun bisa minimal tiga kali panen.

Karena kebunnya menghasilkan buah belimbing yeng berlimpah, Rokim mendapat kesempatan untuk studi banding ke Jakarta. Dia juga berkesempatan mengikuti pameran buah pada peringatan Hari Pangan Sedunia Provinsi Jawa Tengah di Alun-alun Blora, selama tiga hari, 26-28 Oktober 2018 silam.

Di pameran itu, Rokim ditetapkan sebagai Juara III dan berhak memboyong piala dan piagam penghargaan serta uang tunai Rp 4 juta dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah.

Saat ini, kebun Rokim seluas 1 hektare, dengan 400 pohon belimbing.

Sebelum pandemi Covid-19, banyak pengunjung dari luar daerah yang berkunjung ke kebun Rokim dan memetik buah belimbing langsung dari pohonnya. Semua jenis belimbing dipatok dengan harga jual sama, yakni Rp 13 ribu per kilogram, tergantung besar-kecilnya buah.

Rokim mengaku pernah kekurangan atau kehabisan buah belimbing di kebunnya, karena kelewat banyaknya pembeli, sehingga dia terpaksa mendatangkan buah belimbing dari Bojonegoro, Jawa Timur.

Kepala Desa Tarub Ali Maskuri menjelaskan, kisah Tarub sebagai “Desa Belimbing” terbesar di Kabupaten Grobogan bermula dari Winarto, seorang petani Tarub yang memilikii kebun seluas setengah hektare, dengan 80 batang pohon belimbing, namun tidak bisa berkembang.

Namun demikian, Winarto memutuskan membagikan ilmu dan pengalamannya kepada petani lain di Desa Tarub.

“Sekarang di desa kami sudah ada 60 orang petani belimbing, yang rata-rata memiliki minimal 50 pohon belimbing per orang,” kata Ali.

Karena produksi berlimpah, banyak pengunjung dari luar desa yang datang ke kebun-kebun belimbing milik warga, sehingga oleh masyarakat, Desa Tarub mendapat predikat sebagai “Desa Belimbing” terbesar di Kabupaten Grobogan.

Bupati Grobogan Sri Sumarni sudah beberapa kali berkunjung ke kebun belimbing milik Rokim.

Selain sebagai desa penghasil belimbing, Tarub juga dikenal sebagai desa wisata religi, karena di tempat ini terdapat petilasan atau Makam Ki Ageng Tarub, yang ramai diziarahi, terutama saban Kamis malam Jumat.***

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *