Raden Trenggono Kusumo Tetap Dikenang Warga Jumo

NEWS

Temanggung-Inspirasiline.com. Kegiatan Napak Tilas Sultan Trenggono Kusumo di desa Giyono Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung selalu digelar setiap tahunnya di bulan Sura.  Napak tilas tersebut mengenang ketika itu Raden Trenggono Kusumo yang menancapkan tongkatnya ke tanah, sehingga munculah sumber mata air yang sangat besar yang sekarang diberi nama Sendang Bong Gede.

Lokasinya mata air berada di Dusun Krajan, Desa Giyono, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung, sedangkan makam Ki Ageng Trenggono Kusumo berada di Desa Muneng Kecamatan Candiroto Temanggung.

Sesepuh desa pasang property sesaji untuk menghargai jasa Ki Ageng Trenggono Kusumo

Acara Napak Tilas Raden Trenggono tersebut dihadiri Bupati Temanggung, HM Al Khadziq, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kepala Dinpermades serta jajaran Forkopimcam Jumo.

“Budaya lokal, budaya Jawen di Desa Giyono ini masih sangat kental dengan tujuan melestarikan budaya leluhur maka seluruh warga saling membantu dan gotong royong, agar generasi penerus tidak lupa atau melupakan perjuangan apa saja yang telah dilakukan leluhur untuk desanya”, tutur HM Al Khadziq

Bupati HM Al Khadziq, berpesan kepada seluruh warga, khususnya Desa Giyono untuk senantiasa melestarikan alam lingkungan yang telah diwariskan oleh leluhur agar Kabupaten Temanggung tetap lestari dan dirasakan oleh generasi penerus.

Tradisi pentas kuda lumping menjadi hiburan meriah bagi masyarakat

Dikisahkan sesepuh desa, perjalanan Pangeran Trenggono Kusumo cukup memiliki nilai pelajaran hidup yang mulia. Dalam kehidupan seorang bangsawan Sultan Trenggono merasa tidak nyaman dan punya tekat hendak ngulandoro yaitu keluar dari kehidupan seorang bangsawan menjadi sufi yang diikuti oleh para sahabatnya dalam pengembaraannya.

Sesampainya disebuah bukit yang bernama Gunung Beser Sultan Trenggono hendak bertapa dan melakukan semedi untuk mendekatkan diri kepada Sang Yang Widi, dijaga oleh para pendereknya. Namun ditengah-tengah melakukan semedi tersebut salah satu dari pendereknya ada yang sakit keras.

Akhirnya Sultan  turun ke gunung untuk mencari obat dan berjalan menyusuri hutan . Saat istirahat dan tongkat yang dibawa untuk menyangga berjalannya di tancapkan di tanah. Betapa terkejutnya ketika tongkat dicabut ketika hendak melanjutkan perjalanannya,  memancarlah air bagai pancuran menyembur keatas.

Akhirnya dengan selembar daun awar-awar untuk membawa air ke atas bukit dan sesampainya disana langsung diminumkan pada si sakit, sehingga berangsur-angsur sembuh.  Tempat mencuatnya airv tanam tersebut kini menjadi Sendang Bong Gedhe yang penuh berkah bagi warga Giyono. (Budhy HP)

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *