Rembang-Inspirasiline.com. Akibat curah hujan di sejumlah wilayah Rembang dalam beberapa hari terakhir yang cukup tinggi, dikawatirkan mengancam kerusakan tanaman tembakau di wilayah ini makin meluas.
Seperti diberitakan sebelumnya, sedikitnya 98 hektare tanaman tembakau siap panen di 11 desa tersebar di tiga Kecamatan mengalami kerusakan bahkan banyak yang mati. Sehingga gagal panen dan petani mengalami kerugian cukup besar. Yakni hampir Rp 1 miliar.
Sejumlah petani tembakau di Desa Tlogotunggal, Kecamatan Sumber, Sendangagung (Kaliori) dan Kaliombo, Kecamatan Sulang saat di hubungi media ini Minggu (6/11) menuturkan, jika dalam dua-tiga hari ke depan hujan turun lagi, hampir bisa di pastikan sebagian besar tanaman tembakai mati.
“Saat ini daun tembakau sudah mulai nglinting atau menjelang kering setelah dalam beberapa hari terakhir di guyur hujan. Jika dalam dua-tiga hari ke depan hujan turun lagi, bisa di pastikan tanaman tembakau ini tidak terselamatkan alias mati,” teramg Nyarwi, warga Desa Tritunggal, Sumber, Minggu pagi (6/11).
Nyarwi mengungkapkan, dirinya terpaksa memetik daun tembakau bawah untuk di panen dari pada nanti mati dan kering. Sehingga tidak laku di setor ke PT Sadana sebagai perusahaan yang menampung tembakau petani Rembang.
“Lumayan mas, satu bal atau seberat antara 40-50 kg, bisa laku Rp 1,5 juta, dari pada nanti tidak laku di jual,” tutur Nyarwi dan itu di benarkan oleh petani lain Senen dan Slamet Riyadi, dua petani asal Sendangagung.
Dari pantauan media ini, curah hujan yang turun cukup tinggi terjadi di wilayah Kecamatan Rembang Kota, Kaliori, Sumber, Gunem dan Bulu. Sehingga sangat tidak baik terhadap kelangsungan hidup tanaman tembakau.
Sementara wilayah yang curah hujan agak rendah berada di Rembang timur. Antara lain Kecanatan Sedan, Sarang, Sluke dan Kecamatan Kragan. (Yon Daryono)