Sragen-Inspirasiline.com. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sragen membentuk Tim Unit Reaksi Cepat (URC) dalam melakukan Penanganan Sampah yang berada dijalanan. Tim URC yang beranggotakan lima orang ini, sudah terbentuk sejak 2022 lalu.
URC Sampah DLH ini dibentuk dari Aduan Masyarakat yang mengeluhkan banyaknya Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Raya. Selain memungut Sampah, Tim URC memiliki Pekerjaan lain seperti Menebang Ranting Pohon dan Pekerjaan DLH lainnya.
Subkoordinator Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah DLH Sragen, Edy Sudrajad, mengatakan, Tim URC Sampah bertugas menyapu Sampah Dua Jam per hari di Jalur-Jalur Utama, seperti Jalan Sragen-Jamus, Jalan Pungkruk-Gemolong, dan Jalan Sragen Gesi.

Meskipun hanya bertugas selama Dua – Tiga Jam, mereka bisa mengangkut Ratusan Kilogram Sampah dengan menggunakan Mobil Pick Up.
“Semua Jenis Sampah di Sepanjang Jalan Besar Arah Jamus, Gemolong, dan Gesi diangkut. Mereka setiap hari kerja (Senin – Jumat) keliling bergiliran di Tiga Arah itu. Tugas mereka hanya Dua sampai Tiga Jam, sudah bisa mendapatkan Ratusan Kilogram Sampah dan Langsung dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanggan, Gesi,” Ungkapnya Rabu (15/3/2023) saat acara Tasyakuran Adipura 2023.
Edy Sudrajad mengaku, sebenarnya Kinerja Tim URC ini Kurang Efektif karena begitu selesai disapu masih ada warga yang membuang sampah di tepi Jalan Raya itu. Kendati demikian, kehadiran Tim URC tetap mampu meminimalkan sampah yang berserakan dijalan. Kinerja URC baru akan Efektif ketika masyarakat punya Kesadaran bersama untuk Mengolah Sampah dari Hulunya, yaitu Rumah Tangga.
Sementara Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyampaikan, setiap Kelurahan sebenarnya sudah memiliki Truk Sampah dan DLH sudah membentuk URC Sapu Sampah.
“Setelah selesai menyisir Sampah dan Bersih, Satu Jam berikutnya muncul orang membuang Sampah lagi. Jadi Kinerja URC itu sebenarnya tidak menyelesaikan masalah. Yang Penting Mengedukasi Warga untuk bareng dalam Pengelolaan Sampah,” Ungkapnya.
Yuni sapaan akrab Bupati Sragen mengakui, masih menemukan orang berjaket dan berhelm sembari menenteng Plastik Kresek Berisi Sampah kemudian dibuang sembarangan, seperti di Jalan atau di Sungai.
“Saya Keluar Negeri itu tidak ada Jembatan dipagari seperti di Sragen karena tidak ada Orang Buang Sampah Lewat Jembatan. Kalau di Sragen, Jembatan dipasangi Pagar Bambu hingga Kawat supaya Warga tak Buang Sampah ke Sungai lewat Jembatan. Bahkan ada Jembatan yang ditulisi, yang Buang Sampah di sini Gila atau Monyet dan seterusnya,” Ungkapnya. ( Sugimin/17-Release Diskominfo Sragen)