Grobogan-Inspirasiline.com. Ruas Jalan Kabupaten antara Desa Sedadi menuju Desa Lajer, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, kondisinya hingga kini makin memperihatinkan. Kondisi itu terjadi setelah ambruknya talud penahan jalan akibat terseret longsor.
“Ambruknya talud penahan jalan sudah dua tahun lalu, hingga melebar. Jalan masih bisa dilalui kendaraan, namun sebaiknya setiap pengendara/pengguna jalan lebih berhati-hati,” kata Muhari warga Desa Lajer.
Dia menyebut, talud disisi sebelah kanan dari arah Sedadi ke Lajer itu ambruk usai hujan deras dua tahun lalu yang mengguyur wilayah tersebut. Talud penahan jalan itu ambruk karena tidak kuat menahan longsoran tanah.
“Talud penahan tanah itu dibangun PUPR sepanjang 72 meter, namun sudah dua tahun ini belum juga diperbaiki. Jalanan terjal dan licin kalau hujan turun banyak pengendara yang jatuh. Sehingga para relawan berinisiatif melakukan upaya perbaikan,” tuturnya.
Sementara Hartono Sekdes Lajer mengatakan relawan rela mengeluarkan uang untuk mendatangkan alat berat, pendanaan murni dari sumbangan para relawan dan pengguna jalan.
“Kita datangkan alat berat agar penanganan lebih cepat dan lebih baik dari sebelumnya,” ujarnya.
Rusaknya jalan tersebut mengakibatkan antrian panjang, sehingga para relawan harus mengatur lalu lintas agar pengendara lancar.
Terpisah, Inspirasiline.com menemuiĀ Sekretaris Dinas PUPR Grobogan Wahyu untuk menanyakan perihal rusaknya jalan tersebut. Dalam kesempatan itu Wahyu mengatakan ruas jalan tersebut longsor karena ada penurunan tebing karena ada sungai dibawahnya.
“Jalan itukan dibawahnya ada sungai, talud penahan tidak kuat disebabkan penurunan tebing dibawah sungai, setiap air pasang kemudian surut tanah ikut tergerus, sampai kapanpun kalau tidak ada pembangunan tebing sungai, jalan tersebut akan terus tergerus,” kata Wahyu. Rabu (12/4/2023).
Lanjut kata Wahyu, hal itu perlu adanya pembangunan tebing permanen. Dia mengatakan sudah ada komunikasi dengan pihak BBWS ( Balai Besar Wilayah Sungai ) Pemali Juwana untuk pembangunan tebing permanen.
“Selama belum ada perbaikan oleh Pemali Juwana, PUPR belum bisa memperbaiki jalan tersebut. Kalau sudah ditangani maka PUPR akan memaksimalkan perbaikan jalannya,” tutur Wahyu.
“Untuk pembangunan tebing ada bidang OP SDA (Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air) yaitu untuk penanganan darurat, dan ada Bidang PJSA ( Pelaksanaan Jaringan Sumber Air) untuk penanganan permanen, dan desain pembangunan tebing sudah jadi tinggal menunggu eksekusi,” Imbuh Wahyu menyampaikan informasi dari BBWS Pemali Juwana. (jkwi)