Grobogan-Inspirasiline.com. Forum Komunikasi Kewaspadaan Dini (FKDM) Kabupaten Grobogan selama sehari menggelar pelatihan Intelijen yang berlangsung di aula Elang Hotel 21 Purwodadi Grobogan, Kamis (27/7/23).
Pelatihan yang mengambil tema “Pelatihan Intelijen Menuju Pemilu Damai” ini diikutii oleh 95 orang yang berasal dari FKDM Kecamatan se Kabupaten Grobogan.
Dalam laporannya, Ketua Panitia Junaedi, SPd mengatakan pelatihan tersebut dilaksanakan terkait dengan tahun politik yang terjadi di masyarakat baik atas maupun bawah sudah pandai politik namun ada hal yang jadi ancaman bagi kehidupan politik masyarakat. Salah satunya adalah sarana medsos. Sedangkan narasumber berasal dari dosen UIN Walisongo Semarang yakni Dr Najahan Musyafak MA dan dari Bawaslu Grobogan. Junaidi meminta anggota FKDM tingkat Kecamatan bisa menjadi agent dan mencegah adanya ancaman dan tantangan yang akan mempengaruhi pemilu.


Kepala Badan Kesbangpol Grobogan Drs. Daru Wisakti, MSi dalam sambutannya atas nama Pemkab mengucapkan terima kasih atas terselenggatanya pelatihan ini.
Ia menyebut melalui pelatihan ini ia berharap dalam pemilu di Grobogan nanti tetap damai. Disebutkan acara ini strategis, karena selain memberikan pelatihan kepada anggota FKDM sekaligus bisa mempererat tali silaturahmi. “Ini sebuah acara yang tepat untuk pembekalan terlebih kita telah masuk ke tahapan Pemilu 2024″ ungkapnya.
Terkait pemilu damai, Daru Wisakti menjelaskan Bakesbangpol merupakan pemantau politik dalam negeri.
Untuk itu FKDM harus tahu tantangan apa yang dihadapi Menurut Daru, hal yang menyangkut politik identitas dan politik uang diakui ada. Tetapi soal politik identitasi baik ditingkat nasional memberi narasi yang menyejukkan.” Kali ini tak ada narasi politik identitas. Politik identitas bila mengandung isue sara, maka persoalan tidak berhenti disitu, jika sara dijadikan komiditas politik akan jadi soal. Seperti munculnya istilah cebong kadrun kampret hingga yang muncul saat Pemilu 2019, saat inipun masih dikaitkan.
Oleh sebab itu Daru minta agar FKDM mampu menelusuri informasi yang berpotensi menimbulkan ancaman dan tantangan lewat medsos dengan baik.
Sedang unsur Money politic kemungkinan jadi tetap ada, namun harapan nya FKDM agar menjadi agen yang baik.
Pembicara pertama Moh. Syahiru Alim, MH dari Bawaslu Grobogan dalam materinya berjudul “Urgensi Pengawasan Partisipatif Menuju Pemilu 2024 Yang Damai Bermartabat dan Berintegritas” menjelaslkan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam Pemilu. Dia berharap masyatdkat Grobogdn bisa mengawssi proses pelaksanaan tahapan Pemilu dari awal hingga akhir.
Alim juga menyampaikan beberapa kendala yang sering dijumpai Bawaslu dalam penyelenggaraan Pemilu, yakni kendala regulasi misalnya adanya keterbatasan kewenangan pengawas, kendala stryktural seperyi terbatasnya jumlah pengawas, dan kendala kultural misalnya kecenderungan peserta Pemilu tidak tertib regulasi, dan rendahnya kepedulian masyarakat dalam demokrasi.
Dibagian akhir materinya, Alim menyebut beberapa potensi pelanggaran Pemilu diantaranya terjadinya politik identitas, money politic, kampanye diluar jadwal, tindak pidana pemilu, dualisme kepengurusan parpol dsb.
Sedangkan pembicara kedua Dr. Najihan Musyafak MA dosen UIN Walisongo Sematang dalam materi yang berjudul “Pemanfaatan Medsos Dalam Upaya Deteksi Dini di Masyarakat” mengemukakan ketergantungan kita kepada media sosial sudah sangat tinggi. Tak seorangpun dari kita yang tak memiliki perangkat HP.
Media sosial bisa digunakan apa saja untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain. Apa yang ada di media, menggambarkan kondisii masyarakat saat ini, katanya.
Yang jelas, lanjut Nurjahan, medsos memiliki sifat positip maupun negatip. Yang negatif tentu saja merugikan dan berimplikasi kepada konsekwensi hukum.
Di bagian lain, dosen UIN Walisongo itu menyebut Handphone menjadi alat utama dalam.menentukan baik buruknya kehidupan sosial, terlebih yang ada dalam medsos tersebut berbentuk hoax atau berita yang tak sesuai fakta yang ada. “Hati hati karena semua informasi yang provokatif hampir semuanya lewat HP” ucapnya.
Ia meminta kepada semua anggota FKFM Grobogan agar berhati hati dengan postingan dan mereposting konten video.
Di akhir materinya, Nurjahan mengingatkan kepada peserta pelatihan bahwa media hanya sebagai alat, isi pesannya tergantung yang membuat pesan (aktor). Aktor harus bertanggungjawab pada isi pesan yang diposting lewat medsos.”Kita semua jadi aktornya, oleh sebab itu hati hatilah dalam membuat pesan, jangan sampai berujung ke ranah hukum” pungkasnya.
Acara pelatihan semakin menanas ketika beberapa peserta menghujani pertanyaan kepada kedua nara sumber dan jawaban yang dilontarkan nara sumber bisa diterima peserta.
Acara ditutup dengan foto bersama peserta pelatihan dengan nara sumber dan panitia.
Terpisah, Umar Syahid peserta dari Kecamatan Godong berharap pelatihan semacam ini hendaknya bisa dilaksanakan juga di tiap kecamatan yang bisa dihadiri anggota FKDM Desa, sehingga akan lebih mengena kepada akar rumput. (jkwi)