Sragen-Inspirasiline.com. 50 Volunteer Gerakan Sukowati Mengajar akan mengabdikan diri mereka untuk berbagi ilmu bagi siswa-siswi tingkat Sekolah Dasar (SD) di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Kabupaten Sragen selama 4 bulan ke depan.
Pemuda-pemudi tingkat SMA/ Sederajat hingga perguruan tinggi tersebut merupakan pioneer Gerakan Sukowati Mengajar yang telah melalui berbagai rangkaian mulai dari launching, sosialisasi, pendaftaran, dan seleksi.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Perwakilan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kabupaten Sragen, Zulfikar Mahmud Syah Al Jayati, S.Pd, Gr, dalam acara Talk Show 96th Sumpah Pemuda dan Pembekalan Volunteer Gerakan Sukowati Mengajar yang digelar di Pendopo Sumonegaran, Rumah Dinas Bupati Sragen pada Minggu (3/11/2024).
“Di tahun 2014, KNPI Kabupaten Sragen telah melahirkan 700 start up melalui program sekolah bisnis. Inilah yang mendorong kami untuk membuat Gerakan Mengabdi utuk Menginspirasi.” ujarnya.
Dikatakannya fokus pada program bertema KNPI untuk Bumi Sukowati ini bukan sekedar untuk mencerdaskan para peserta didik, namun untuk memberikan wadah bagi pemuda-pemudi Sragen untuk berekspresi, berkarya, dan mengabdi di daerah.
Ketua Pelaksana Gerakan Sukowati Mengajar, Febi Eko Cahyono, memaparkan bahwa untuk melanjutkan eksistensi dan konsistensi maka pada April 2025 nanti akan diselenggarakan perlombaan Sukowati Berprestasi. Dalam ajang tersebut, siswa-siswi dari daerah 3T akan bersaing dengan siswa-siswi di perkotaan sebagai bentuk evaluasi atas hasil mengajar para volunteer.
“Kegiatan nantinya akan ditutup dengan Malam Gebyar Puncak Sukowati Mengajar yang digelar bersamaan dengan acara PINDIK oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Sragen.” ungkapnya.
Turut hadir Ketua DPD KNPI Provinsi Jawa Tengah (JATENG), Casytha Arriwi Kathmandu, S.E, M.Fin, untuk memberikan materi tentang motto KNPI “Pemuda Bersama, Berkarya, dan berdaya”.
“Berdasarkan data statistik tahun 2022, dari 275 juta jiwa rakyat Indonesia hanya 12 juta yang Pendidikan terakhirkan S1 tetapi ada 64 juta jiwa yang tidak tamat SD dan 54 juta tidak tamat SMA.” urainya.
Ia menyatakan selain permasalahan ekonomi, permasalahan ada pada mindset mayoritas keluarga di Indonesia yang menganggap bahwa Pendidikan tidak penting. Hal tersebut dipicu oleh kegiatan belajar yang memakan waktu, sehingga anak-anak tidak bisa bekerja untuk mendapatkan uang demi membantu perekonomian keluarga.
“Tugas kalian adalah turun ke masyarakayt untuk memberikan kesadaran bahwa Pendidikan itu dampaknya tidak langsung, membutuhkan waktu tunggu untuk memetik hasil dari Pendidikan tersebut. Pendidikan adalah investasi masa depan.” pesannya.
Casytha menyadari bahwasanya selain ilmu pengetahuan, semangat untuk menimba ilmu adalah hal terpenting yang dibutuhkan oleh anak-anak Indonesia saat ini. Motivasi untuk melanjutkan Pendidikan harus mampu ditularkan oleh para relawan, dengan menunjukkan betapa berharganya sebuah ilmu pengetahuan.
“Pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan pendidikan dengan memberikan beasiswa bagi siswa-siswi di tingkat Sd hingga SMA melalui PIP, setelah itu mereka bisa melanjutkan ke jenjang kuliah dengan beasiswa KIP-K.” paparnya.
Untuk mendukung program pemerintah tersebut, para relawan diharapkan bisa menunjukkan integritas dan keahlian yang mumpuni agar dapat memberikan inspirasi bagi pemuda lainnya dan menjadi tolak ukur bagi relawan Gerakan Sukowati Mengajar Angkatan berikutnya.
Ia juga menyampaikan hasil survey yang menuliskan bahwa Indonesia ada di peringkat nomor 5 netizen paling cerewet di sosmed, peringkat 1 se-Asia Tenggara dan peringkat 3 se-Asia Pasirik untuk netizen paling tidak sopan. Bahkan di tahun 2018, sebuah penelitian tingkat literasi mengatakan bahwa Indonesia berada di peringkat 71 dari 77 negara. Di tahun 2022, Indonesia mengalami peningkatan menjadi peringkat ke 70 dari 80 negara.
“Dari 1000 orang Indonesia, hanya 1 yang suka membaca. Dapat disimpulkan bahwa banyak dari kita yang tidak memiliki ilmu tetapi sangat aktif di medsos.” simpulnya.
sebagai ritual bersih desa. dipersembahkan oleh siswa-siswi SMK N 1 Gesi dengan harapan bahwa Bumi Sukowati akan terhindar dari mara bahaya.
Persembahan Tari Gejolak diberikan oleh DKR Kecamatan Gesi.
Perwakilan dari peserta volunteer, Rana dan Farrel, turut mempersehkan nyanyian diiringi oleh Alexa Music. (sugimin/17-Release Diskominfo Sragen)