Wonogiri-Inspirasiline.com. Dewi Banowati adalah permaisuri Prabu Anom Suyudana atau Duryudana dari Astinapura, putri Prabu Salya dari Kerajaan Mandraka ini bersaudara lima orang. Kakaknya, Dewi Erawati, setelah dewasa menjadi istri Prabu Baladewa. Dewi Surtikanti anak ketiga, menjadi istri Suyudana, walaupun sebenarnya ia amat mencintai Arjuna. Ia masih mempunyai dua orang adik, yaitu Burisrawa dan Rukmarata. Ketika Arjuna membantu Baladewa menemukan Dewi Erawati yang diculik oleh Kartowiyoga, Banowati berkenalan dengan kesatria tampan. Segera ia jatuh cinta kepada Arjuna. Walaupun sebenarnya Arjuna juga tidak menolak cinta putri Prabu Salya itu, namun cinta remajanya kandas, karena akhirnya Dewi Banowati terpaksa menjadi istri Prabu Anom Suyudana atas desakan ayahnya dan kakak iparnya, Baladewa. Ia bersedia diperistri Suyudana dengan syarat agar waktu akan menjadi pengantin, Arjuna lah yang ” MERIAS ” dirinya.
Dalam pewayangan Dewi Banowati adalah contoh karakter wanita yang tidak setia kepada suami. Setelah kawin dengan Suyudana. Banowati masih tetap saja mencintai Arjuna. perasaan cinta ini pula yang menyelamatkan jiwa Burisrawa, adik Banowati. Burisrawa suatu saat masuk ke kediaman Arjuna di Kasatrian Madukara dan berusaha memperkosa Dewi Wara Subadra / Sumbadra, istri Arjuna. Dalam usaha mempertahankan kehormatannya Dewi Subadra mati tertusuk keris Burisrawa. Putra Prabu Salyapati ini akhirnya tertangkap dan seharusnya akan dihukum mati, tetapi Dewi Banowati segera datang dan membujuk Arjuna, sehingga Burisrawa diampuni dan akhirnya dibebaskan.
Anak pertama Banowati ini diberi nama Lesmana Mandrakumara, yang tingkah lakunya seperti anak yang menderita keterbelakangan mental. Anak keduanya diberi nama Lesmana Wati, lahir sebagai putri cantik. Lesmana Mandrakumara mati dibunuh Abimanyu dalam Bharatayuda, sedangkan Dewi Lesmanawati diperistri Warsakusuma, putra Adipati Karna.
Menjelang dan selama Bharatayuda berlangsung, beberapa tokoh Kurawa mencurigai Dewi Banowati sering membocorkan rahasia pihak Kurawa kepada pihak Pandawa. Bambang Aswatama, putra tunggal Begawan Durna, termasuk tokoh pengikut Kurawa yang amat membenci Dewi Banowati. Terlebih lagi ketika selesai Bharatayuda, Banowati yang waktu itu sudah janda, dengan senang hati ternyata bersedia menjadi istri Arjuna. Dengan dendam yang meluap dan kebencian yang membara, pada suatu malam Aswatama berhasil menyusup ke Keraton Astina dan membunuh Banowati.
Walaupun kecantikan dan kemolekan tubuhnya tidak ada cacatnya, Dewi Banowati memang bukan contoh karakter wanita yang baik dalam pewayangan. Cintanya pada Arjuna membuat Banowati sebagai seorang istri bukan saja mengabaikan dan merendahkan wibawa suaminya, namun juga mengkhianatinya.
Mengenai tabiat Dewi Banowati yang tidak terpuji itu, sebenarnya seluruh keluarga Kurawa juga mengetahui atau mencurigainya. Tetapi karena sikap Duryudana yang tetap melindungi istrinya, membuat mereka tidak beraksi secara terang – terangan. Mereka takut pada saudara tuanya. Hanya Aswatama, putra tunggal Begawan Durna, yang diam – diam menaruh dendam pada permaisuri Astina itu.
Nama Banowati, dalan Kitab Mahabarata ditulis Bhanuwatti, yang artinya ” wanita bercahaya bagaikan sinar matahari “, Kata Banu atau Bhanuwatti artinya matahari, sedangkan kata matti atau Wati menunjukkan bahwa ia seorang wanita. (SK/ 19)
Sumber cerita dan gambar, ” Ensiklopedi Wayang Indonesia, oleh Drs H.Solochin, Dr. Suyanto,S.Kar., MA., Sumari, S.Sn.,M.M.