Dukung Swasembada Pangan Nasional Kodim 0726 Siap Berkolaborasi Dispertankan

NEWS

Sukoharjo-Inspirasiline.com. Swasembada Pangan dibidang Pertanian menjadi program utama di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Untuk mewujudkan hal tersebut tidak bisa dilakukan oleh dinas Pertanian dan Perikanan (Dispertankan)  secara mandiri, sehingga untuk mewujudkan swasembada pangan tersebut  menggandeng TNI-Polri yang secara langsung membantu petani.

Komandan Kodim (Dandim) 0726/Sukoharjo, Letkol Inf Supri Siswanto mengelar pertemuan yang dihadiri Danramil sekabupaten dan bekerjasama juga dengan media masa. Letkol Inf. Supri mengatakan bahwa gerakan percepatan tanam dan luas tambaha tanam (LTT) merupakan bagian dari strategi dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.  Dandim optimistis bisa mewujudkan swasembada pangan dengan dukungan penuh dan kolaborasi lintas sektoral.

Letkol Inf. Supri Siswanto Dandim 0726 Sukoharjo

“Ternyata ada beberapa wilayah terkendala jaringan listrik untuk menyedot air yang dialirkan ke sawah. Kami tindaklanjuti dan langsung berkoodinasi dengan PLN Cabang Sukoharjo. Mereka juga berkomitmen memberikan support terhadap program swasembada pangan. Ini bentuk kolaborasi lintas sektoral,” tandas Letkol Inf. Supri.

Kodim 0726/Sukoharjo dan Dinas Pertanian dan Perikanan (Dispertankan) Sukoharjo menginisiasi pertemuan di Makodim Sukoharjo, Selasa (21/1/2025). Pertemuan itu guna menyamakan persepsi sekaligus mencari formulasi dalam melaksanakan akselerasi percepatan tanam dan LTT guna menyokong program swasembada pangan yang menjadi program prioritas Presiden Prabowo Subianto.

Bagas Windaryatno Kadispertankan Sukoharjo

Komandan Kodim (Dandim) 0726/Sukoharjo, Letkol Inf Supri Siswanto menambahkan gerakan percepatan tanam dan LTT bagian dari strategi dalam mewujudkan swasembada pangan nasional, pihaknya optimistis bisa mewujudkan swasembada pangan dengan dukungan penuh dan kolaborasi lintas sektoral.

Dandim menyebut butuh sinergitas stakeholder pertanian untuk mewujudkan swasembada pangan nasional. Mulai dari pemerintah, swasta, hingga gabungan kelompok tani (gapoktan) dan para petani yang tersebar di 12 kecamatan.

Selain itu, optimalisasi lahan pertanian harus dilakukan untuk merealisasikan target luas tanam padi pada 2025 seluas kurang lebih 60.225 hektare. “Harapannya, petani bisa menanam padi tiga kali dalam setahun. Kami bersama stakeholder pertanian bakal terus mendorong gerakan akselerasi percepatan dan luas tambah tanam. Apalagi, Sukoharjo merupakan daerah penyangga lumbung padi level nasional,” imbuhnya.

Dandim 0726 Sukoharjo & Kadispertankan Sukoharjo

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Dispertankan) Sukoharjo Bagas Windaryatno mengatakan optimalisasi lahan pertanian dilakukan di sawah tadah hujan dengan mesin pompa air. Sawah tadah hujan yang tersebar di Sukoharjo seluas 1.948 hektare. Sementara sawah irigasi teknis seluas 14.464 hektare, sawah irigasi setengah teknis seluas 2.361 hektare, sawah irigasi sederhana seluas 1.723 hektare. Total lahan pertanian yang tersebar di Sukoharjo seluas 20.496 hektare.

Guna menambah luas tanam padi, Bagas berencana mengoptimalkan lahan bekas tambang galian C seluas 200 hektare menjadi lahan pertanian. “Kami sedang merencanakan bekas tambang galian C di wilayah Bendosari dan Polokarto menjadi lahan pertanian. Kami berupaya membangun jaringan saluran irigasi teknis untuk menyuplai air ke lahan pertanian,” terang Bagas. (prie)

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *