Karena Ketekunannya, Sepatu Produksi Asteg Buatan Alim Mustofa Merambah ke Seluruh Nusantara

NEWS

Grobogan-Inspirasiline.com. Suatu usaha apapun bila tak ditekuni secara serius hasilnya tidak akan maksimal. Ketekunan berusaha dan berkarya menjadi penting bagi setiap pelaku usaha, seperti yang dilakukan oleh Alim Mustofa (59) warga RT 04 RW 03 Desa Tegowanu Kulon Kecamatan Tegowanu Grobogan Jawa Tengah.

Kepada media Inspirasiline.com, lelaki kelahiran 22 Oktober 1965 ini menceriterakan kisahnya.
Berawal dari tahun 1986 dia melamar pekerjaan jadi tukang sapu/ kebersihan di pabrik sepatu perusahaan anak cabang PT Nickerman di Jakarta. Disini, selama 2 tahun dia belajar membuat sepatu, dimana setelah pandai , Alim mujur diangkat jadi tenaga intinya. Namun dia tidak lama di pabrik sepatu itu, dia hengkang ke pabrik sepatu Bucherry hanya 2 minggu. Alim kemudian pindah kerja ke perusahaan sepatu Homyped Jakarta selama 4 tahun.

Alim Mustofa ditengah karyawannya sedang memproduksi sepatu baru

Disini dia semakin intensif mempelajari seluk beluk sepatu. Kemudian dia pindah ke pabrik sepatu Kickers Jakarta selama 3 tahun. Kemudian dia ditarik oleh boss perusahaan sepatu Yongki Kumaladi yakni sebuah perusahaan sepatu ternama di Indonesia hingga tahun 2004.

Saat itu kondisi tak menentu, akhirnya tahun 2008, Alim pulang kampung. Sesampai di kampung dia dilarang istrinya kembali ke Jakarta lagi.

Alim termasuk orang yang gigih, tidak pernah putus asa. Ternyata di kampungnya, dia menjadi tukang sol (servis perbaikan) sepatu keliling sembari kalau malam hari membuat sepatu baru. Hal ini dilakoninya selama setahun.

Sepatu Merk Asteg lebih baik dan tahan lama

Saat ada pileg tahun 2009, dia mendapatkan rejeki yakni memperoleh pesanan pembuatan sepatu baru yang pertama kali dari salah satu calon anggota dewan dari Fraksi Golkar yakni bu Aisyiah Arif Gunawan sebanyak 33 pasang.

Dari sini dia mulai dikenal banyak orang, tentu saja melalui mulut ke mulut. Usai menperoleh pesanan tersebut, Alim beralih pada pembuatan sepatu secara kecil kecilan dan usahanya mulai tumbuh berkat pinjaman dana dari Bank BKK setempat.

“Alhamdulilah saat mendapatkan pinjaman dana dari Bank BKK kami mulai tumbuh dan banyak pemesan nya” kenangnya.

Sejak 2014 hingga kini dia membuka usaha sendiri dirumah dengan membuat sepatu berbagai jenis untuk pria dan wanita baik dari bahan kulit asli maupunn sepatu kets untuk olah raga dan berbagai sandal pria wanita dengan merk paten “Asteg” (asli tegowanu).

Dengan jumlah karyawan 7 orang, 4 orang diantaranya tenaga ahli sepatu, per hari mampu memproduksi 8-10 sepatu baru. Tenaga tersebut digaji per minggu yang besarannya tidak sama. “Per minggu saya mengeluarkan sekitar Rp.4 juta lebih untuk menggaji 7 orang tenaga saya” ungkapnya.

Produksinya saat ini dikirim ke kota kota besar di Jateng, Jatim, Kalmantan, Bali bahkan ada yang dikirimkan ke Papua.

Alim memberikan garansi satu tahun bagi para pembeli produknya. Daru Wisakti salah satu pejabat di Grobogan pengguna sepatu produk Asteg Grobogan ini mengaku bangga produk Asteg sangat bagus pengerjaannya, dan awet lama tidak mudah rusak. Hal itupun diperkuat oleh Dwi Raharjo, pemain tennis handal dari Grobogan yang sering menjuarai di kelasnya mengatakan hal yang sama.

“Sepatu kets saya ini sudah 5 tahun untuk tenis belum rusak sama sekali kok” ucapnya.

Alim Mustofa yang dikaruniai 3 anak laki laki semuanya ini ingin mengembangkan ilmunya itu kepada sesama siapapun yang mau seperti dia akan diberikan pendidikan dan pelatihan membuat sepatu secara gratis.

“Saya siap mendidik secara gratis bagi siapa saja yang ingin berusaha dibidang pembuatan sepatu” ujarnya
Dia punya impian besar bagaimana kalau di Kabupaten Grobogan memiliki sentra industri sepatu besar seperti di Cibaduyut Bandung yang sudah terkenal di seluruh penjuru dunia.

Ketika ditanya kendala yang ada, Alin mengatakan kendalanya terletak pada mesin jahit sepatu yang agak lama dalam pengerjaan sepatu sebab masih menggunakan mesin jahit lama, ia ingin memiliki mesin jahit sepatu merk Emboost yang lebih cepat dalam proses penjahitan. (jkw)

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *