Penulis: Yon Daryono
REMBANG | inspirasiline.com
BUPATI Abdul Hafidz, Wakil Bupati Bayu Andriyanto, dan Plt Sekda Achmad Mualif bersama sejumlah pejabat Pemkab Rembang, Selasa (18/8) silaturahmi ke kediaman KH Mustofa Bisri (Gus Mus) di komplek Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang.
Kedatangan mereka sebagai buntut kritikan Gus Mus kepada Pemkab, karena saat pagi hari bertepatan dengan HUT Ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia, tidak ada satu pun Bendera Merah Putih berkibar di kawasan Alun-alun Rembang. Meski kemudian pihak Pemkab segera memasang Bendera Merah Putih di jantung Kota Rembang tersebut.
Saat menemui Bupati dan Wakil Bupati Rembang, Gus Mus menyampaikan bukan soal aturan tidak ada kewajiban memasang bendera di alun-alun. Namun dia menganggap alun-alun adalah gerbangnya Rembang.
Selain itu, ketika berada di luar daerah, Gus Mus sering menyuarakan semangat kebangsaan dan nasionalisme. Menjadi ironis, manakala daerahnya sendiri tidak menunjukkan semangat itu.
“Orang bicara Rembang itu Gus Mus, Gus Mus Rembang. Saya bawa nama Rembang. Lhah kalau bolak-balik bilang kebangsaan-kebangsaan, nasionalis-nasionalis, ternyata kota saya tidak menunjukkan itu gimana,“ tuturnya.
Gus Mus menimpali bahwa dirinya suka jalan pagi di Alun-alun Rembang. Dia justru menyarankan supaya Pemkab menata kawasan alun-alun menjadi lebih baik.
“Orang Jakarta kenal saya, pas di situ minta foto dekat tulisan Alun-alun Rembang, lalu ngajak foto selfie. Justru saya mau bilang, panjenengan berupaya agar alun-alun diperbaiki lagi. Kalau perlu ngundang arsitek yang bagus, karena itu sebagai brand Rembang. Tinggal diperbaiki saja,“ imbuh kiai yang genap berusia 76 tahun ini.
Pertemuan di kediaman Gus Mus berlangsung sekitar satu jam. Usai silaturahmi, Bupati Abdul Hafidz menyatakan bertanggung jawab atas kejadian alun-alun yang sempat tidak dipasangi Bendera Merah Putih itu. “Meski itu urusan panitia, namun saya selaku Bupati tentu harus bertanggung jawab,“ kata Hafidz.
Bahkan Hafidz siap didukani (dimarahi –red) oleh Gus Mus, karena menurutnya sebagai bentuk koreksi atas kelemahan Pemkab dan masukan agar Rembang ke depan lebih baik.
“Saat diingatkan untuk menjunjung tinggi pahlawan kita, lha inilah saya sangat terpukul. Saya didukani kayak apa pun, saya pastikan akan menerima dan ini sebagai cambuk biar Rembang lebih baik,“ tandasnya.
Hafidz mengaku tertarik dengan saran-saran Gus Mus untuk mengembangkan kawasan alun-alun sebagai pintu masuk mengangkat nama Rembang dan ikon pariwisata.
“Saya tadi sangat tertarik. InsyaAllah ke depan alun-alun kita perbaiki dengan arsitektur profesional, sehingga benar-benar menjadi ikon di Kabupaten Rembang,” terang Bupati.
Sementara itu, Wakil Bupati Bayu Andriyanto mengaku tidak ingin menyalahkan siapa pun di balik kejadian ini. Dia menyampaikan terima kasih atas masukan dari Gus Mus.
“Biasanya upacara HUT Kemerdekaan di alun-alun. Cuma karena pandemi digeser ke halaman Kantor Bupati. Tapi semangat patriotisme dan nasionalisme di tempat-tempat publik jangan sampai dilupakan. Nah, ini pesannya. Kami tidak ingin menyalahkan siapa pun. Kami ucapkan terima kasih, ini keteledoran kami,” ucap Bayu.
Video vlog Gus Mus saat jalan pagi, di Alun-alun Rembang, Senin (17/8) menjadi viral di media sosial dan grup WA. Isinya, Gus Mus mengkritik, mengapa tidak ada satu pun Bendera Merah Putih di kawasan alun alun, padahal HUT Kemerdekaan RI.
“Apa lupa, apa tidak punya bendera, apa karena lagi sibuk memikirkan Pilkada,” kata Gus Mus dalam video itu.***