Penulis: Supriyani
SUKOHARJO | inspirasiline.com
SELAMA pandemi Covid-19, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) memastikan tidak memberikan keringanan besaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) bagi mahasiswanya. Meski tidak ada keringanan SPP, pihak kampus tetap memberikan bantuan kepada mahasiswa, sebagai bentuk empati akibat pandemi.
Rektor UMS Prof Sofyan Anif menegaskan, sejak awal pihaknya sudah berkomitmen, jika terkait SPP sudah memiliki konsep.
“Ya, kami sengaja tidak memberikan kebijakan untuk pengurangan SPP dalam rangka capaian pembelajaran. Sebab, untuk menghasilkan profil lulusan yang sesuai dengan standar UMS, maka harus didukung dengan pembelajaran yang berkualitas,” kata Sofyan Anif. “Kebijakan itu harus didukung dengan pembelajaran yang tidak bisa diubah, termasuk SPP,” tegasnya, Selasa (18/8).
Sementara sebagai wujud empati kepada mahasiswa dalam perkuliahan daring, UMS memberikan bantuan pulsa senilai 200 ribu. “Tidak hanya bantuan uang pulsa, saat ini UMS juga tengah menyeleksi penerima bantuan biaya kuliah dari pemerintah yang akan diberikan kepada sebanyak 60 mahasiswa,” ungkapnya.
Prof Sofyan Anif menjelaskan, UMS juga memberdayakan setiap fakultas. Semua dosen melakukan iuran untuk dipergunakan di fakultasnya masing-masing, untuk membantu mahasiswa. “Untuk bantuan pembayaran SPP, kemudian diberikan kepada mahasiswa yang membutuhkan,” ujarnya.
Sebelumnya, meski pandemi Covid-19 belum usai, UMS tetap menerapkan learning blended, yaitu kuliah daring akan dilakukan sebanyak 50 persen dan 50 persen lagi secara luar jaringan (luring) atau tatap muka. “Untuk kuliah tatap muka sendiri kemungkinan akan dilakukan akhir Oktober atau awal November mendatang,” tuturnya.
Sebab, menurut Sofyan Anif, sesuai aturan harus ada sekian persen satu nomenklatur yang harus bertatap muka, terutama Jurusan Farmasi dan Fisioterapi.***