Penulis: Widodo
Editor: Dwi NR
Untuk menciptakan sebuah keluarga yang nyaman dan harmonis memang tidak mudah. Perlu kiat khusus dalam mewujudkannya. Konsep 4W 5Sempurna bisa jadi solusi yang inovatif.
BERKAITAN dalam menciptakan rumah tangga yang nyaman-damai dan sejahtera, Drh Verawati Joko Sutopo telah membuat konsep dasar pembangunan keluarga bertajuk 4W 5Sempurna.
Wanita kelahiran Solo, 29 September 1979 lulusan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada (UGM) dan Pasca-Sainvet bergelar Master, yang tidak lain adalah istri Bupati Wonogiri Joko Sutopo, menyusun konsep pembangunan keluarga setelah merasa memunyai tanggungjawab bagaimana agar kondisi keluarga masyarakat di Wonogiri bisa hidup layak, aman, dan sejahtera.
Selaras dengan posisinya sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Wonogiri, Verawati Joko Sutopo memanfaatkan jalur organisasi yang dipimpinnya untuk melakukan pembinaan keluarga, dengan konsep pembanguan keluarga berlabel 4W 5Sempurna, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan Kelompok Kerja (Pokja) yang ada di PKK.
Penjabaran konsep 4W 5Sempurna adalah: (1) Wareg, dalam bahasa Jawa berarti kenyang. Dengan demikian seluruh warga diharapkan bisa wareg dengan mengonsumsi makanan bergizi. TP PKK akan menjadikan wareg sebagai prioritas program kerja melalui Pokja 3, yang dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan pokja-pokja yang lain.
(2) Waras, artinya meliputi sehat jasmani dan rohani. Tingginya angka masalah sosial yang selama ini terjadi, menjadi indikasi bahwa sebagian masyarakat sehat secara jasmani, namun ada sebagian yang kurang secara rohani. TP PKK melalui Pokja 4 (sehat jasmani) dan Pokja 1 (sehat rohani) akan menjadikan waras sebagai prioritas program.
(3) Wasis, artinya keluarga harus memiliki ilmu pengetahuan. Dengan demikian, anak-anak di dalam keluarga harus bersekolah, mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga minimal wajib belajar (Wajar) 12 tahun. Tingkat pendidikan yang rendah di Kabupaten Wonogiri memicu terjadinya pernikahan dini. Pernikahan dini akan memiliki dampak berkelanjutan (multiplier effect) yang lain, yaitu tingginya angka kematian ibu melahirkan maupun kematian bayi saat dilahirkan. Dengan demikian, hal ini merupakan prioritas program Pokja 2, yaitu untuk membuat masyarakat Wonogiri menjadi semakin wasis.
Selanjutnya, (4) Wanggon, artinya bahwa sebuah keluarga harus memiliki rumah sebagai tempat tinggal, sehingga merasa kerasan/betah berada di dalamnnya. Tidak harus rumah mewah, tapi memunyai rumah layak huni yang bersih. Ini prioritas program Pokja 3, sedangkan suasana rumah tangga yang adem-ayem menjadi tugas Pokja 1.
Pokja 1 di organisasi TP PKK memiliki tugas untuk mengedukasi tentang kebiasaan melakukan komunikasi antaranggota satu sama lain di dalam sebuah keluarga, menjadi keharusan dalam terciptanya keluarga wanggon. Ini merupakan kunci dalam upaya menurunkan masalah sosial di Wonogiri.
Terakhir, (5) adalah Waskita, berarti bijaksana. Orang tua di sebuah keluarga adalah sosok yang lebih dulu menghadirkan 4W pertama bagi keluarganya, tentu akan menjadi orang tua yang waskita.
Orang tua yang memiliki ke-waskita-an diharapkan mampu meredakan munculnya kenakalan remaja, praktik seks bebas, karena minimnya pendidikan seksualitas, juga pelecehan seksual pada anak, karena orang tua yang waskita pasti akan disegani oleh anak-anaknya.
Dibukukan
Konsep pembangunan keluarga tersebut diciptakan oleh Verawati pada awal 2019, yang dituangkan dalam sebuah buku berjudul Membangun Keluarga 4W 5Sempurna, dengan pengantar oleh Puan Maharani.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, konsep tersebut sudah disosialisasikan kepada seluruh masyarakat di Wonogiri melalui kegiatan pembinaan PKK dari tingkat kabupaten sampai PKK tingkat desa/kelurahan. Termasuk penyebaran buku kepada seluruh kader PKK di seluruh Kabupaten Wonogiri. Untuk lebih luas lagi, juga dilakukan sosialisasi secara periodik melalui siaran dialog interaktif lewat Radio Giri Swara Wonogiri.
Menurut Verawati, mengapa aspek Wareg ditempatkan pada urutan pertama, karena makan adalah kebutuhan paling mendasar bagi sebagian besar manusia. “Aspek Waras, yang kedua, karena kondisi keluarga yang waras, yaitu kesatuan sehat jasmani dan rohani, sedikit banyak dipengaruhi oleh aspek Wareg,” jelasnya.
Sedangkan aspek ke 3 Wasis, maksudnya bahwa keluarga yang wasis harus menjadikan pendidikan sebagai prioritas juga. Wasis mengandung arti berilmu pengetahuan, tidak sekadar dalam pengertian akademis, tapi juga tentang ilmu kehidupan (understanding of life).
Posisi ke 4, Wanggon, berasal dari kata dasar dalam bahasa Jawa: panggon, tempat, bertempat tinggal, atau memiliki tempat tinggal yang layak dan disempurnakan oleh keberadaan seorang kepala rumah tanga yang bijaksana atau Waskita.
Dengan model pembinaan keluarga berkonsep 4W 5Sempurna tersebut, diharapkan kehidupan keluarga di Wonogiri berangsur-angsur hadir keluarga yang adem-ayem, cerdas, sehat lahir-batin, dan sejahtera.***