Pilkada Sragen, Waspadai Gerakan Coblos Kotak Kosong

NEWS

Penulis: Sugimin
SRAGEN | inspirasiline.com

SEPERTI yang diberitakan inspirasiline.com beberapa hari lalu, kini sosialisasi gerakan coblos kotak kosong (GrC-K2) dalam Pilkada Sragen, 9 Desember 2020 mulai dilakukan sejumlah orang secara sembunyi-sembunyi. Aturan melarang kampanye memilih kotak kosong.

Target angka partisipasi 77,5% yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sragen terhitung tinggi. Pandemi Covid-19, diprediksi, sedikit banyak memengaruhi angka partisipasi dalam Pemilihan Bupati-Wakil Bupati di Bumi Sukowati.

Sejumlah warga menilai, angka partisipasi mulai menurun. Namun sebagian yang lain menilai bakal ada peningkatan.

Suherlan (56), warga Sragen Wetan mengaku, sebenarnya menginginkan calon alternatif daripada calon tunggal.

Sementara Hanny, warga lain, melihat ada fenomena gerakan untuk mencoblos calon kotak kosong. Gerakan itu, menurutnya, sudah dimulai walau secara sembunyi-sembunyi. Bahkan malah sudah muncul pula di media sosial (medsos), yang sifatnya terbatas.

“Saya melihat di status Whatsapp (WA). Bahkan ada yang merencanakan membuat kaos dengan slogan ‘menangkan kotak kosong’. Di sisi lain, wabah Covid-19 juga berpengaruh pada tingkat kehadiran pemilih ke Tempat Pemunguran Suara (TPS),” ungkap Hanny, saat ngobrol dengan sejumlah orang, termasuk inspirasiline.com di Taman Krido Anggo, Sabtu (19/9/2020) siang usai salat zuhur.

Warga Gesi, Sholikin (47) turut nimbrung pendapat, tingkat kehadiran warga ke TPS berkurang, karena fenomena calon tunggal. Pada saat yang sama, ada pihak-pihak  yang menyemangati warga datang ke TPS untuk memilih kotak kosong.

“Berdasar opini yang berkembang akhir-akhir ini, muncul gerakan coblos kotak kosong atau GrC-K2. Masyarakat juga kurang greget datang ke TPS, karena seolah-olah pemenangnya sudah jelas. Bahkan ada suara untuk menghemat biaya politik, sehingga lebih baik langsung dilantik. Biaya pembangunan yang sudah digiatkan petahana sudah tampak hasilnya,” ujar Sholikin.

Model gerakan coblos kotak kosong muncul dengan cara bergerilya. Pasalnya, ada larangan mengampanyekan kotak kosong.

Hadi (50), warga Tamansari mengatakan, tingkat kehadiran warga ke TPS bagus, karena mereka sadar akan hak dan kewajibannya. Wabah Covid-19 tidak berpengaruh pada tingkat kehadiran warga ke TPS, karena sudah mengetahui protokol kesehatan dengan baik. “Situasi ini saya yakin tidak hanya di perkotaan, antusiasme yang sama juga akan terjadi di perdesaan,” bebernya, meyakinkan yang lain.

Isnadi (41), warga Kecamatan Kedawung, punya pendapat lain. Dia meyakini, Pemilihan Bupati-Wakil Bupati Sragen tahun ini menang kotak kosong. Saat inspirasiline.com menanyakan alasan keyakinannya itu, Isnadi mantap berucap, “Warga Sragen menginginkan pergantian dinasti.”***

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *