Penulis: Sukamto
Editor: Dwi NR
Ribuan tanaman anggrek menghiasi Taman Gina Nur Sari, di lahan seluas 1.200 meter persegi milik laki-laki asli Desa Tegiri, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri yang kini memilih Bogor sebagai tempat domisili.
NAMA taman budidaya anggrek ini memang sesuai nama pemiliknya, Gina Nur Sari. Tinggal di Bogor, Jawa Barat bersama keluarganya, laki-laki ini juga memiliki taman anggrek, yang empat kali luas lahan di kampung halamannya, Tegiri.
Karena jarak, Gina mempercayakan pengurusan tanaman anggrek di Tegiri kepada saudara dan beberapa karyawannya. Sesekali waktu saja dia pulang kampung, untuk menengok taman anggreknya.
Bibit Bangkok
Bibit anggrek di Taman Gina Nur Sari didatangkan dari Bangkok, Thailand. Pupuk dan obat dibeli dari Bogor, pot dari Purwakarta, sedangkan sabut dan arang dari daerah setempat.
Gina menjelaskan, beragam jenis anggrek yang dibudidayakan, seperti gramatopilum, tengcai, brenejiert, muraemral, tuangping, starli, kaperking, meltunia, dan katiea.
Karena keberagaman jenisnya itu, anggrek Gina Nur Sari banyak diminati dan dibeli para tengkulak dari daerah Sukoharjo, Solo, Karanganyar, Sragen, Yogyakarta, hingga Jakarta, dengan harga bervariasi.
Untuk bibit anggrek, Gina mematok harga Rp 20.000-Rp 30 ribu. Anggrek yang sudah berbunga Rp 75.000-Rp 150 ribu. Sedangkan anggrek jenis gramatopilum bibit per batang Rp 200.000 dan yang sudah berbunga mencapai Rp 2-3 juta.
“Keistimewaan anggrek jenis gramatopilum, panjang tangkai bunga mencapai 1-1,5 meter, tahan lama, beraroma wangi, dan sangat indah,” ungkapnya.
Keuntungan Lumayan
Mengisahkan awal perjalanannya berbudidaya anggrek, Gina memulainya sejak 1997 silam. Dia menjalankan usahanya dibantu tiga tenaga, yang bertugas memilah bibit, menanam, memupuk, mengairi, merawat, dan bagian pemasaran.
Disinggung tentang keuntungan dari hasil budidaya anggrek, Gina hanya tersenyum. “Yang jelas hasilnya lumayan,” bisiknya kepada inspirasiline.com.
Merawat anggrek, menurut salah satu karyawannya, membutuhkan penanganan khusus. “Harus sabar, seperti merawat anak kecil. Yang jelas, tanaman anggrek membutuhkan sinar matahari yang cukup serta pemupukan yang sesuai,” ujarnya.
Waspada Hama
Kutu, jamur, dan keong merupakan jenis hama yang harus diwaspadai. Hama tersebut biasanya menyerang helai daun anggrek. “Jika dibiarkan, bunga akan layu, akhirnya gugur dari tangkainya. Agar anggrek hidup subur, harus cukup sinar matahari, ditempatkan di lokasi yang teduh dan tidak kekurangan air,” terang Gina.
Taman Anggrek Gina Nur Sari terbilang budidaya besar. Jumlah yang dibudidayakan mencapai 20 ribuan pot, dengan jenis beragam dan didukung sarana memadai.
Saban Minggu atau hari libur, Taman Gina Nur Sari banyak dikunjungi pelancong, untuk refreshing sekaligus menikmati pesona keindahan aneka anggrek yang bermekaran warna-warni dan mewangi.***