Tolak Tes Usap, Warga Celep Ancam Bakar Ambulans Puskesmas Kedawung 2 Sragen

NEWS

Penulis: Sugimin
SRAGEN | inspirasiline.com

INSIDEN warga menolak dan mengancam akan membakar ambulans milik Puskesmas Kedawung 2, yang mengantar warga kontak erat untuk melakukan tes usap (swab test) di Desa Celep, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen ternyata bukan kali pertama.

Ancaman juga pernah dialami petugas penjemput warga kontak erat di desa yang sama sepekan lalu.

Hingga kini, sembilan warga yang terlacak kontak erat dengan pasien terkonfirmasi  positif Covid-19 di salah satu dukuh setempat, akhirnya belum bisa di-swab test.

Kepala Puskesmas Kedawung 2 Eko Windu Nugroho saat dikonfirmasi inspirasiline.com membenarkan insiden tersebut. “Iya, ini kali kedua. Yang pertama terjadi di Tanjung RT 10. Sudah di-tracking, tapi pada nggak mau di-swab test. Padahal petugas juga sudah melakukan pendekatan persuasif,” ungkapnya, Jumat (16/10/2020).

Data yang dihimpun inspirasiline.com, ada sekitar 9 warga di dukuh tersebut yang sebenarnya terlacak kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, mereka yang seharusnya wajib di-swab test, menolak ketika hendak dijemput-antar ambulans untuk menjalani swab test di Technopark Sragen.

Tak hanya menolak, warga juga melontarkan ancaman akan membakar ambulans jika petugas nekat melanjutkan menjemput warga untuk swab test.

“Sampai sekarang mereka juga belum bisa di-swab test, karena tetap menolak dijemput,” ujar Eko Windu Nugroho.

Aksi serupa kembali berulang di Dukuh Marditani, desa setempat. Kamis (15/10/2020) kemarin, tim Puskesmas dan ambulans yang didatangkan menjemput warga untuk swab test, kembali mendapat penolakan.

Empat warga yang harusnya menjalani swab test menolak dibawa. Bahkan warga terdekat mereka ikut keluar dan memaki-maki petugas. Mereka juga melontarkan ancaman akan membakar ambulans jika nekat melanjutkan penjemputan.

Mendapat ancaman, akhirnya tim dan ambulans terpaksa balik kanan dan kembali ke Puskesmas. Empat warga yang hendak diantar swab test, urung dijemput.

SOP Covid-19
Eko Windu Nugroho mengaku prihatin dan menyayangkan insiden tersebut. Padahal petugas hanya berusaha menjalankan penanganan sesuai standard operational procedure (SOP) Covid-19.

Secara prosedur, setiap ada kasus positif Covid-19 memang harus dilakukan tracing dan semua warga yang kontak erat harus di-swab test untuk mengetahui apakah positif atau negatif. Hal itu semata-mata dilakukan untuk mencegah agar virus Corona tidak menyebar.

“Padahal petugas juga sudah sangat persuasif, melakukan pendekatan ekstra sabar. Kami hanya kasihan, kalau ada yang kontak erat terus menolak di-swab test dan ternyata ada yang positif, lalu ke mana-mana kan nggak akan selesai penyebarannya,” bebernya.

Sementara Kades Celep Agus Suwoyo mengaku tidak mengetahui secara pasti jumlah warganya yang sudah positif dan dikarantina di Technopark Sragen. Agus Suwoyo mengaku tak mengetahui data detil warganya yang terkonfirmasi positif Covid-19, termasuk warga yang kontak erat dan harus swab test, karena menurutnya yang mengetahui adalah tim Puskesmas.

Saat ditanya warga yang menolak dan mengancam akan membakar ambulans, Agus Suwoyo mengaku tidak mengetahui. “Mungkin karepe wedi (takut). Tadi Pak Camat juga datang. Kalau kami dari Satgas Desa hanya bisa mengimbau warga agar menjaga protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan. Itu saja,” tandasnya.

Agus Suwoyo sendiri mengaku sempat melakukan swab test mandiri dan hasilnya negatif.***

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *