Penulis: Mutabingun
Editor: Dwi NR
Gita Aswaja, paduan suara mahasiswa STAINU dan Akademi Keperawatan (Akper) Al-Kautsar Temanggung pimpinan Hidayatul Ulfa, siap diundang dan unjuk vokal di acara-acara formal maupun nonformal.

MENGUSUNG lagu-lagu nasional dan religi masakini, paduan suara mahasiswa ini terbukti semakin dikenal dan diminati, dan sering tampil di berbagai acara resmi.
Pada acara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2020, Paduan Suara Gita Aswaja tak sekadar unjuk suara, tapi benar-benar berhasil menghipnotis para peserta Apel HSN gelaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Temanggung, di depan Gedung Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Babussalam, Kabupaten Temanggung, Kamis (22/10/2020).

Dipimpin choirmaster atau dirigen Mutiatul Iftitah, mahasiswi Prodi PIAUD STAINU, di gelaran Apel HSN itu, Paduan Suara Gita Aswaja menggelontorkan tiga nomor: Indonesia Raya, Yalal Waton, dan Mars Hari Santri, dengan iringan piano unisono atau menyanyi dengan satu suara.

Paduan Suara Gita Aswaja telah mendapatkan apresiasi tinggi dari segenap panitia saat tampil dalam gladi bersih, dua hari jelang HSN digelar.
Para peserta gladi bersih dan segenap panitia terlihat sangat antusias menyaksikan latihan perdana paduan suara ini. Tak sedikit yang langsung mengabadikan aksi Gita Aswaja melalui foto dan video smartphone.
Jalin Kekompakan
Hidayatul Ulfa mengatakan, Paduan Suara Gita Aswaja yang dikomandaninya tak sebatas melatih mahasiswa dalam urusan tarik suara, namun lebih kepada proses menjalin sebuah kekompakan.

“Yang tak kalah penting dari paduan suara ini adalah bagaimana para mahasiswa bisa berlatih menyesuaikan nada, mengingat para mahasiswa yang tergabung dalam kelompok ini belum semuanya bisa,” tutur dosen Bahasa Arab STAINU Temanggung ini kepada inspirasiline.com.
Dalam setiap latihan, personel Gita Aswaja juga dibekali dengan beberapa teknik vokal dan beberapa metode, seperti pemanasan dan sebagainya. Bahkan metode penempatan paduan suara pun diajarkan, agar mahasiswa mengerti bagian-bagian suara seperti sopran, alto, tenor, dan bas.
“Metode ini bertujuan untuk memudahkan masing-masing penyanyi dalam mendengarkan dan menyesuaikan nada dengan bagian suara yang lain, meski hal ini menuntut kemandirian masing-masing penyanyi,” jelas Hidayatul Ulfa.
Psikologis-Fisiologis
Azizah, mahasiswi Semester III Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAINU mengaku, banyak manfaat yang diperoleh dari mengikuti paduan suara ini.
Menurutnya, selain mendapatkan manfaat psikologis, paduan suara ternyata juga memberikan manfaat fisiologis.

Secara fisiologis, manfaat bernyanyi sama dengan berolahraga. “Kita bisa melatih pita suara dan diafragma dengan baik. Juga melatih postur tubuh dan mengendalikan pernapasan. Apalagi pada tingkatan tertinggi, menyanyi sangat menuntut fisik,” ungkap Azizah.
Tahun ini, Paduan Suara Gita Aswaja ketambahan personel mahasiswa Akper Al-Kautsar, yang telah resmi di bawah naungan Yayasan Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (Yaptinu), baru-baru ini.
Sekitar sepuluh mahasiswi Akper Al-Kaustar bergabung di paduan suara ini.
Ciki, pemain piano pengiring paduan suara berpesan kepada personel Gita Aswaja untuk tidak lupa bahwa “suara kita adalah instrumen kita”.
“Jika ingin sukses menyanyi, maka kita harus menjaga vokal atau suara kita,” tandasnya.***