Debat Publik Kedua Sendirian, Cawabup Joswi: “Mban Cindil Mban Siladan”

NEWS

Penulis: Supriyani | Editor: Dwi NR
SUKOHARJO | inspirasiline.com

Bagi Wiwaha, isu-isu yang disampaikan dari kedua paslon, sama-sama ingin membangun Sukoharjo yang lebih baik, kondusif, guyub rukun, pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

KOMISI Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sukoharjo menggelar Debat Publik Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Sukoharjo Putaran Kedua di Hotel Brothers, Solo Baru, Sabtu (21/11/2020).

Menghadirkan panelis Rutiana Dwi Wahyuningsih (dosen FISIP UNS), Sutoro Eko Yunanto (Ketua STPMD APMD Jogyakarta), dan Dian Napi dari Ponpes Al Muayad Windan Kartasura, dengan moderator Putri Ayuningtyas, debat  berlangsung lancar walau tidak dihadiri salah satu cabup dari Pasangan Joko Santoso-Wiwaha Aji Santosa (Joswi) karena sakit.

Ketua KPU Sukoharjo Nuril Huda ditemui wartawan usai acara debat mengatakan, sesuai dengan PKPU No 4 Tahun 2017 pasal 22 bahwa setiap pasangan calon wajib mengikuti debat dan akan diberikan sanksi jika tidak mengikuti debat, kecuali jika paslon tersebut melakukan ibadah haji/umroh atau  apabila paslon sedang sakit, maka yang bersangkutan harus menyampaikan surat surat izin kepada KPU minimal H-3 sebelum debat dimulai disertai surat keterangan dokter yang merawat (minimal).

KETUA KPU Sukoharjo Nuril Huda.

Sesuai dengan SK No 065, bagi paslon yang sakit dan sakitnya mendadak tetap harus memberitahukan kepada KPU bahwa yang bersangkutan tidak bisa mengikuti debat dilampiri surat dari instansi terkait bahwa yang bersangkutan sedang sakit dari rumah sakit atau dokter yang merawat.

Nuril mengungkapkan, pada debat kedua ini, Cabup Joko Santoso tidak bisa hadir karena sakit dan surat pemberitahuan sudah diterimanya. Cabup Joko Santoso dirawat di RS dr Muwardi Solo.

“Kegiatan debat tetap berlangsung dengan lancar. Menurut analisa kami, pada debat kedua ini lebih berkualitas. Paslon lebih bisa eksplor dalam penjabaran visi-misi, mereka saling bertanya, sehingga manajemen waktu bisa efisien,” katanya.

“Debat kedua ini lebih memperdalam visi-misi. Yang menjadi penekanan kami adalah tentang ekonomi kerakyatan dan penanganan Covid-19, mempermudah sarana dan prasarana pelayanan publik, jemput bola untuk pedagang kecil agar bisa membuat izin di tempat, tidak usah meninggalkan dagangannya tetap bisa menjalankan usahanya,” ujar Paslon Etik Suryani-Agus Santoso (EA) ditemui usai mengikuti debat.

Rahasia Allah
Sementara Cawabup Wiwaha Aji Santosa dari Pasangan Joswi, ketidakhadiran Cabup Joko Santoso karena sedang sakit, menurutnya semua merupakan rahasia Allah.

“Allah pasti sudah memilihkan yang terbaik untuk kita, dan mohon doanya semoga Pak Joko cepat sembuh, sehingga bisa beraktivitas seperti semula. Saya bismillah, insyaAllah siap, meski maju sendiri berkat dukungan dari semua tim. Saya jalankan sesuai dengan kemampuan saya, semaksimal mungkin dalam debat ini. Masalah penilaian ini terserah masyarakat Sukoharjo,” ungkap Wiwaha Aji Santoso.

Bagi Wiwaha, isu-isu yang disampaikan dari kedua paslon, sama-sama ingin membangun Sukoharjo yang lebih baik, kondusif, guyub rukun, pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

“Ada satu kata kunci dari Paslon Joswi,  ‘jangan ada dusta di antara kita’. Kalau Sukoharjo ini akan membangun pemerintahan yang baik, bangun dulu SDM-nya, badannya, jiwanya, insyaAllah akan ada keberkahan. Kami berharap jangan sampai ada yang urik, mban cindil mban siladan. Jangan melakukan hal-hal yang tidak baik, sehingga nantinya siapa pun yang terpilih sebagai pemimpin Sukoharjo agar Sukoharjo bisa maju dan barokah,” ujar Wiwaha.***

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *