Penulis: Sugimin
SRAGEN | inspirasiline.com
JEBAKAN tikus beraliran listrik di sawah kembali menelan korban nyawa di wilayah Dukuh Gabus Wetan, RT 005, Desa Gabus, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen, Sabtu (6/3/2021).
Seorang petani di Gabus Wetan, Sunardi (60) meninggal dunia di lokasi persemaian bibit padi di sawahnya. Jasad Sunardi ditemukan Warsito Ringgo (36), petani warga Jetak RT 09, Desa Gabus, Ngrampal, sekitar pukul 08.30.
Peristiwa naas itu berawal pada pagi hari, ketika Sunardi ke lokasi persemaian bibit padi di sawahnya, tapi sampai matahari meninggi belum pulang. Kemudian warga mencari ke sawah, ternyata Sunardi sudah meninggal tergeletak di persemaian bibit padi.
Kepala Desa (Kades) Ngarum, Kecamatan Ngrampal Bejo Toyomiharjo yang datang ke lokasi karena mendapat info di grup WA mengatakan, para petani di wilayah Sragen sebenarnya sudah diimbau berulang kali supaya tidak memasang jebakan tikus beraliran listrik, tapi almarhum Sunardi masih nekat. Padahal sudah banyak korban yang terkena jebakan tikus beraliran listrik.
Camat Ngrampal Joko Hendang Murdono saat dihubungi inspirasiline.com, Sabtu (6/3/2021) siang mengatakan, telah menerima laporan peristiwa petani meninggal di sawah akibat tersetrum jebakan tikus.
Joko Hendang Murdono menuturkan, berdasarkan laporan dari warga, jasad korban ditemukan dua orang petani setempat saat ke sawah.
“Awalnya ada warga yang mencari korban ke sawah untuk memberitahukan supaya ikut ngiring pengantin. Sesampainya di sawah, warga itu mendapati korban yang dicari sudah tengkurap di tempat persemaian bibit padinya dalam kondisi meninggal dunia. Warga itu berteriak dan kemudian didengar warga lainnya,” bebernya.
Joko Hendang Murdono melanjutkan, peristiwa itu kemudian dilaporkan ke Polsek Ngrampal dan Koramil 07/Ngrampal, serta petugas Trantib Kecamatan Ngrampal. Selanjutnya tim tingkat kecamatan berkoordinasi dengan Tim Identifikasi Polres Sragen dan Puskesmas Ngrampal untuk pemeriksaan di lokasi kejadian.
“Setelah dilakukan pemeriksaan, tim tidak menemukan tanda-tanda kekerasan. Korban murni meninggal dunia karena tersetrum jebakan tikus. Pihak keluarga sudah menerima atas kejadian itu. Jaringan kabel jebakan tikus itu terhubung dengan instalasi listrik. Ada papan peringatan adanya aliran listrik dan korban sendiri yang menghidupkan dan mematikan aliran listrik di sawah itu,” jelas Camat Joko Hendang Murdono.
Dia mengungkapkan, tim gabungan kecamatan, Polsek, dan Koramil sudah melakukan razia jebakan tikus beberapa waktu lalu. Tapi ternyata masih ada petani yang nekat.
Di wilayah Ngrampal, sudah ada empat kasus korban jebakan tikus berlistrik. Petani yang meninggal di Gabus Wetan ini merupakan korban keempat.
“Kami meminta PLN bisa terjun ke bawah untuk melihat kemanfaatan listrik di tingkat petani. Sebelumnya ada edaran dari PLN bahwa listrik di sawah itu hanya untuk pompa air sumur dalam. Imbauan kami tidak kurang-kurang lewat Kelompok Tani (Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), dan desa. Kami juga melaporkan hal ini ke Bupati supaya menjadi perhatian dinas terkait,” paparnya.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Masyarakat Tani dan Nelayan (DPC Himtani) Kabupaten Sragen Suhadi yang dimintai tanggapannya tentang adanya petani yang kembali menjadi korban jebakan tikus beraliran listrik, menyatakan prihatin.
“Sebetulnya pemerintah tidak kurang-kurang memperingatkan bahaya jebakan tikus berlistrik, namun kok ada yang masih nekat. Kalau sudah terjadi seperti itu, mau bagaimana lagi?” ujarnya dengan nada bertanya, seraya menambahkan bahwa untuk memberantas hama tikus yang paling aman ya gropyokan.***