Penulis: Eko Purwanto | Editor: Dwi NR
KENDAL | inspirasiline.com
MENGUNJUNGI Pasar Pagi Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Senin (9/8/2021), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyarankan agar konsep “Dasa Bakul” atau “Dasa Penjual” bisa diterapkan di pasar-pasar.
Menurutnya, konsep yang mengadopsi Dasa Wisma dalam sistem sosial kemasyarakatan itu diharapkan bisa membantu untuk penerapan disiplin protokol kesehatan (prokes) antarpedagang.
“Kalau dalam sistem sosial kita ada Dasa Wisma, sepuluh rumah saling kontrol, saling bantu, dan saling bisa mengerti, maka kalau di pasar nanti ada “Dasa Bakul” atau “Dasa Penjual”. Artinya, sepuluh bakul yang saling mengingatkan. Dengan model pasar yang seperti ini, akan gampang dalam penerapan prokes,” kata Ganjar usai mengunjungi Posko Pasar Sehat di Pasar Pagi Kaliwungu, Senin (9/8/2021).
Ganjar menjelaskan, konsep “Dasa Bakul” itu bisa didesain dengan menata tiap sepuluh pedagang yang berdekatan. Masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab untuk saling mengingatkan terkait disiplin prokes.
“Intinya kita saling mengingatkan. Mungkin mereka tidak sadar kalau sering bayar-membayar pakai uang, ini kan sebenarnya media tempat virus berada, maka diingatkan sering cuci tangan. Sebenarnya hal simpel saja, bagaimana mereka bisa saling menjaga, termasuk saling jaga jarak,” ungkapnya.
Pengecekan pasar bersama Forkompinda Jateng dan Kabupaten Kendal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa prokes di pasar tertata dan berjalan dengan baik.
Pasar Pagi Kaliwungu sudah menerapkan standar operasional prosedur (SOP) prokes yang ketat. Pengecekan suhu tubuh dan kelengkapan seperti pemakaian masker dilakukan sejak pedagang dan pembeli masuk ke pasar.
Petugas di pasar juga menyiapkan masker, jika ada masyarakat yang datang tanpa memakai masker. Begitu juga dengan vaksinasi yang rutin dilakukan di pasar ini.
“Tadi saya tanya di dalam biasanya ramai pada hari Sabtu dan Minggu. Maka pada hari itu perlu dilakukan kontrol. Kalau ada mahasiswa dan petugas di sini yang menjadi polisi Covid-19, maka jika ada yang tidak beres langsung diingatkan. Ini kemudian menjadi eling lan ngelingke. Eling kita menggunakan prokes, ngelingke kalau kemudian yang lain tidak menggunakan prokes dengan baik,” tutur Ganjar.
Selain Pasar Pagi Kaliwungu, ada beberapa pasar di berbagai daerah di Jawa Tengah yang dijadikan percontohan Pasar Sehat. Di antaranya pasar di Pati dan Grobogan, yang juga sudah diujicobakan.
Menurut Ganjar, ujicoba Pasar Sehat di Pati, bahkan pedagangnya ada yang ditata sampai di luar pasar seperti halnya Kota Salatiga pada masa awal pandemi.
“Pekan ini saya akan keliling untuk melihat dan mengontrol praktik di pasar-pasar seperti di Kendal ini. Kalau semua bisa mengontrol dan dikendalikan dari depan, masyarakatnya disiplin, maka akan bagus. Minimal pakai masker dan juga vaksinasi yang diberikan bisa membantu,” ucap Ganjar.
Sementara Plt Dinas Perdagangan Kendal Alfebian Yolando mengatakan, Pasar Pagi Kaliwungu merupakan pasar percontohan. Pasalnya, pasar yang pengoperasiannya dengan penerapan prokes melalui satu pintu.
“Bagi pengunjung, kita lakukan pengecekan suhu. Misal di atas 37 derajat Celcius lebih, maka langsung kita antigen oleh petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) dan Polres Kendal. Bagi pengunjung yang tidak pakai masker, dikasih sama petugas,” jelas Febi.***