Lapas Purwodadi Punya Tugas Berat Membina Warga Binaan, Menerapkan Semboyan “Mlebu Dadi Napi Metu Dadi Santri”

NEWS

Grobogan-Inspirasiline.com. Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Purwodadi Grobogan Jawa Tengah mempunyai tugas untuk membina warga binaan melalui kegiatan sistem ponpes, sehingga warga binaan ( narapidana) begitu keluar dari lapas harapannya bisa menjadi orang yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakat dilingkungannya.
Demikian diungkapkan Kepala Lapas Purwodadi, Subiyakto BcIP, SH kepada Inspirasiline.com di ruang kerjanya, Rabu siang (27/4/22).

Lebih lanjut Subiyakto yang baru 4 bulan menjabat Kepala Lapas Purwodadi mengatakan, dalam proses mendidik napi tetap diutamakan cara cara humanis, bahkan di lingkungan Lapas sudah ada kegiatan pondok pesantren, sehingga pihaknya menerapkan semboyan ” ojo leren- leren dadi wong apik, mlebu dadi napi, metu dadi santri” ( jangan berhenti jadi orang baik, masuk sebagai napi keluar jadi santri).

Melalui pendidikan di pesantren Lapas Purwodadi yang diberi nama ponpes Daarut Taubah ini, para warga binaan berkegiatan agama seperti ngaji, menghafal al Quran, falam.bulanmpuada ini selain taraweh juga tadarus. Semuanya ini ditujukan agar terjadi perubahan perilaku warga binaan kearah yang lebih baik sehingga begitu keluar dari Lapas, yang bersangkutan kembali ke masyarakat dengan memiliki perilaku yang lebih baik, imbuh Subiyakto yang lulusan AIP tahun 1988 ini., didampingi Mustofa selaku Kasi Binadik dan GiatJa, Supriyanto Kasi Umum dan Wahyu Kasi Perawatan.

Terkait segi kesehatan para napi di lapas Purwodadi, setiap bulan mereka menjalani pemeriksaan kesehatan dan makan asupan yang bergizi, dimana untuk penyiapan makanan bagi warga binaan/ napi selalu terkontrol baik segi hygienis nya maupun segi pengamanannya.

Achmad Dahlan (39) salah satu Santri Daarut Taubah Lapas Purwodadi A menuturkan, sebagai narapidana yang tergabung menjadi santri di Lapas ini dia mengucap syukur alhamdulillah dapat meningkatkan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mengikuti berbagai kegiatan keagamaan di dalam lapas ” Yang jelas kami sangat banyak belajar dari sisi keagamaan seperti,”Pengajian, Tilawatil Qur’an, Tarawih, Tadarus, Sholat Lima Waktu Berjamaah di Masjid At Taubah di dalam lapas serta kegiatan keagamaan lainnya di bulan suci ramadhan tahun ini”.jelasnya.

Di tambahkan, ke depan setelah bebas dari pidana akan menjadi insan yang berguna di tengah masyarakat dan bermanfaat bagi khalayak umum. Dengan bekal pendalaman ilmu agama di dalam lapas Purwodadi yang bermuara di Ponpes Daarut Taubah.

Terkait hal ini,Mustofa selaku Kasi Binadik dan Giatja mengatakan, Lapas Purwodadi sudah memiliki Pondok Pesantren Daarut Taubah,dengan adanya Pondok Pesantren tersebut, segala kegiatan keagamaan terhadap narapidana semakin tertata, sehingga sinergitas secara internal maupun eksternal menjadi lebih baik.

Terpisah,salah satu narapidana di temui awak media dalam kegiatan di lapas ,seperti Khoirur Rofiq (38) menyampaikan, selama di lapas Purwodadi dia selalu mengikuti aturan yang berlaku dan bersinergi dengan santri-santri lain.”Kami di sini semua punya keinginan dan semboyan MLEBU DADI NAPI METU DADI SANTRi ” ungkap Rofiq. (jkw)

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *