Parade Seni Budaya Wiwit Tembakau Bansari Dengan Ratusan Ingkung

NEWS

Temanggung-Inspirasiline.com. Filosofi nama tembakau sebagai komoditi yang “mbakoni”  atau baku bagi kehidupan masyarakat lereng gunung Sumbing masih lekat. Seperti di desa Bansari Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung, dilakukan tradisi Wiwit Tembakau sebagai ungkapan syukur dan do’a agar panen tembakau tahun ini dibeli pabrikan dengan harga mahal.

Sebuah peninggalan tak benda, Tradisi Budaya Wiwit Tembakau di Temanggung telah menjadi Calendar of Event Nasional. Telah tercatat pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Temanggung sebagai tradisi tahunan menjelang panen tembakau.

Semua pemangku kepentingan yang diundang dalam acara Wiwit tembakau mengenakan pakaian tradisional Jawa

Gelar tradisi parade budaya dan Wiwit tembakau tersebut dilaksanakan selama 3 hari hingga Sabtu malam 20 Agustus 2022 di lapangan Desa Bansari Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung .

Ribuan pengunjung baik dari warga masyarakat maupun penonton luar daerah menyaksikan arak arak-arakan tumpeng dan gunungan hasil bumi yang diusung warga per RT menuju pusat pertunjukan kesenian di lapangan desa Bansari.

“Gunungan Agung dan ratusan tumpeng itu merupakan simbol ungkapan syukur atas berkah yang melimpah dari bumi pertanian Bansari yang saat ini akan memulai petik perdana  tembakau. Maka warga masyarakat melakukan kirab budaya dan ritual petik 13 daun tembakau sebagai ungkapan doa agar panen tembakau tahun ini mendatangkan hasil sesuai yang diharapkan “, kata Samino Kepala Desa Bansari.

Usai ritual petik secara simbolis oleh Camat Bulu disaksikan Kapolsek dan Danramil Bulu, gunungan agung langsung diarak ke panggung dan dilakukan potong tumpeng oleh kepala Desa Bansari.

menurut Camat Bulu Drs. Panca Pastiyanto, MM, event budaya Wiwit Tembakau ini sudah menjadi Calendar of Event Tradisional yang sudah tercatat di daftar event nasional.

“Selain wisatawan lokal juga hadir wisawatan dari Belanda untuk melihat dari dekat tradisi Wiwit tembakau ini, maka kedepan diharapkan banyak tourist mancanegara yang datang di event ini”, tuturnya.

Tradisi budaya Wiwit tembakau tersebut dimeriahkan dengan penampilan tari kreasi yaitu tari labuh yang dimainkan oleh remaja desa, senam poco-poco 20 kelompok RT, aneka tari kreasi, kuda lumping, warokan, musik dangdut dan lainnya selama tiga hari berturut-turut siang dan malam.

Dalam acara hari pertama setelah penampilan tari kreasi Labuh Tembakau langsung digelar pengajian umum dengan pembicara ustadz dari Kendal Jawa Tengah. (Budhy HP)

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *