Tolak Pendirian Pabrik Sepatu Petani Diteror

NEWS

Sragen-Inspirasiline.com. Warga Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, berunjuk rasa, Selasa (13/9/2022). Mereka menolak menjual tanahnya untuk Pendirian Pabrik sepatu. Para petani ini juga protes, selama penolakan menjual lahan sawah mereka juga terus mendapat teror dan intimidasi. Warga bersikukuh menolak melepas tanah mereka, karena menggantungkan hidup dari bertani.

Aksi unjuk rasa ini dengan cara membawa spanduk penolakan penjualan tanah pertanian. Sebagian besar warga enggan melepas lahan pertaniannya. Setelah sejumlah spanduk yang bertuliskan “ Tanah ini tidak dijual” dan beberapa papan kayu bertuliskan ”Tidak Dijual”. Spanduk itu di pasang dilahan-lahan para petani.

Ironisnya, warga yang menolak keras rencana berdirinya Pabrik terbesar di Sragen tersebut malah mendapat teror. Teror dan intimidasi ditengarai dari orang suruhan Pabrik

”Petani menolak dan melepaskan tanah untuk berdirinya Pabrik. Ada orang yang dari luar dan tidak dikenal itu datang tidak hanya satu dua kali dan satu per satu di datangi rumah kerumah, itu kan jelas sudah pemaksaan bagi saya. Apalagi dengan mengucapkan bahwa akan segara di tutup dengan pagar,” Ungkap Lamiyo (60) salah satu petani di Desa Benagung, KecamatanTanon, Kabupaten Sragen.

Disisi lain, Lamiyo beralasan menolak penawaran itu demi menjaga tanah peningalan orang tua. Selain itu lahan tersebut bakal bermanfaat untuk anak cucunya kelak. Dirinya hanya mengandalkan lahan tersebut untuk mata pencaharian.

”Ini juga untuk pencarian makan sehari-hari, saya dan anak-anak saya nanti, berapapun saya tidak akan jual,” Tuturnya.

Sementara itu, Sekertaris Forum Komunikasi Petani Bersatu, Thoni Sujarwanto menyampaikan isu Penolakan Pendirian Pabrik itu sejak lama. Karena penolakan itu, kini dinilai Thoni petani banyak mendapat tekanan dan intimidasi.

“Kini rencana pembangunan Pabrik kembali muncul dengan dalih investor dari Perusahaan lain setelah beberapa tahun silam, namun ternyata masih dengan perusahaan yang sama,” Ungkap  Thoni Sujarwanto.

Banyaknya teror, puluhan petani itu, kata Thoni, sebenarnya sudah  melayangkan surat Perlindungan Hukum kepada Kepolisian Polsek Tanon guna mengantisipasi hal yang tak di inginkan.

“Dari surat keterangan yang dilayangkan Petani di Media. Petani pernah mendapat surat dari Perusahaan yang salah satu poinya adalah akan memperkarakan surat yang disampaikan petani karena mencemarkan nama baik perusahaan,” Ungkap Thoni Sujarwanto menjelaskan.

Terkait adanya pemaksaan dan petani kerap di datangi orang tak dikenal dari rencana Pembangunan Pabrik dan penolakan dari sejumlah petani yang enggan melepas lahan miliknya Kepala Desa Bonagung, Suwarno menyampaikan, menjual ataupun tidak menjadi hak kewenangan petani.

“Meski dulu ada rencana Pembangunan Pabrik sepatu yang bisa dikatakan tidak sukses. Setelah itu ada yang mendatangi saya dan saya ceritakan historisnya. Maka akhirnya, pihak Perusahaan yang baru ini meminta izin untuk mendekati secara kekeluargaan datang dari rumah ke rumah,”  Ungkapnya. (Sugimin/17)

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *