Rembang-Inspirasiline.com. Puluhan pengrajin batik tulis Lasem mengikuti pelatihan membuat desain pakaian di ruang audio visual di komplek museum RA Kartini Rembang, Selasa (17/1/2023). Mereka langsung dibimbing oleh Konsultan fashion dan desainer kenamaan Lisa Fitria.
Dalam pelatihan itu panitia menyediakan perlengkapan mendesain lengkap. Mulai dari pensil, pensil warna, kertas hingga penggaris.
Mereka bisa mendesain sesusai keinginan atau mencontoh desain yang telah ada. Semua sesuai kreatifitas masing- masing.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Dindagkop dan UKM) Kabupaten Rembang, M waMahfudz mengatakan, pelatihan mendesain bagi pengrajin batik tulis Lasem ini untuk mendukung keinginan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang yang mendorong batik tulis Lasem bisa dijual juga dalam bentuk jadi atau siap pakai. Pasalnya nilai jual batik tulis Lasem yang ready to wear akan jauh lebih tinggi jika dibanding hanya dalam bentuk lembaran kain.
“Mereka diajari membuat desain bagaimana batik itu dibentuk atau digarap sesuai dengan pola yang mempunyai nilai seni, lebih menarik,” ujarnya.
Ditambahkan, pada era sekarang ini, ketertarikan anak muda untuk mengenakan batik tulis juga terus meningkat. Tentunya mereka memakai pakaian batik dengan desain yang lebih variatif dan inovatif mengikuti trend model saat ini.
Sebelumnya pada tahun 2021 lalu, sejumlah pengrajin batik tulis Lasem bersama Sampoerna Untuk Indonesia dan Pemkab Rembang berhasil menggelar fashion Show di Semarang.
Event itu juga sebagai rangkaian upaya untuk menyiapkan batik tulis Lasem sebagai baju siap dipakai bukan dalam bentuk lembaran lagi.
“Kalau tahun lalu kita sudah berhasil membuat fashion show , batik tulisku di Semarang. Kita rencanakan dari konsultan fashionnya ini bisa masuk ke Paris, akan diikutkan lomba desainer, fashion di Paris,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Rembang, Hj Hasiroh HafidzĀ mengapresiasi kegiatan tersebut. Harapannya para wisatawan yang berkunjung di Rembang bisa memiliki pilihan oleh- oleh berupa pakaian batik tulis Lasem yang bisa langsung dipakai dan dengan desain yang pas dan disukai.
“Selama empat hari ke depan akan dibuka oleh Bu Lisa. Mari kita manfaatkan sebaik- baiknya, sehingga seterusnya bisa mandiri ketika nanti Bu Lisa sudah tidak mendampingi, ” tuturnya.
Hasiroh menginginkan Rembang bisa seperti Yogyakarta, Solo dan Pekalongan yang sudah menjual produk siap pakai batik tulisnya. Ia yakin dengan kesungguhan, para pengrajin batik tulis Lasem bisa terus memajukan batik tulis Lasem dengan kreatifitas dan inovasinya. (Yon Daryono)