Lagi, Proyek Tidak Selesai Di Putus Kontraknya

NEWS

Rembang-Inspirasiline.com. Lagi, Pemkab Rembang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTARU) mengambil sikap tegas kepada rekanan yang tetap tidak mampu menyelesaikan pekerjaan meski sudah di beri toleransi perpanjangan waktu 50 hari.

Rekanan penggarap proyek peningkatan Embung Kasreman, Rembang Kota, di putus kontraknya Selasa (14/2). Saat ini pihak manajemen proyek sedang menghitung progres proyek sekaligus nilai.

Nilai proyek yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 1,9 miliar. Dan dari jumlah itu pihak rekanan sudah mencairkan 75 persen.

Dari pantauan media ini Rabu (15/2) pekerjaan dilapangan yang belum diselesaikan adalah saluran air sepanjang sekitar 200 meter.  Dan dilokasi, sama sekali tidak ada aktifitas pekerjaan.

Padahal, proyek ini sudah diberi kelonggaran perpanjangan waktu. Namun, proyek senilai Rp 1,9 miliar itu tak kunjung juga rampung.

Proyek dari alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUTaru) Kabupaten Rembang ini, mulai dikerjakan Agustus 2022 lalu. Namun, hingga deadline 16 November 2022 proyek tak selesai.

Rekanan CV Karya Ragil Putra, Rembang, kala ditemui media pada 2 November 2022 lalu mengaku cuaca ekstrem dan sulitnya akses masuk ke lokasi proyek menjadi kendala.

Di lokasi proyek hanya ada sisa material. Berupa pasir dan batu kricak. Tak ada perkembangan mencolok dari proyek ini. Sebab embung tertutup air. Tumpukan tanah sisa galian juga masih berserakan di tepi embung.

Bangunan baru, yang tampak berupa talud di selatan dan barat, serta pkesteran di saluran ke areal sawah warga.

Dullah, warga Kasreman yang kebetulan berada di lokasi embung menyatakan, yang ia tahu bangunan baru adalah empat titik talud. Dullah mengaku heran, proyek dengan nilai cukup besar kok cuma begitu.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom) Alvi Muhammad,  mengakui jika pengerjaan proyek peningkatan embung Kasreman molor. Dia menegaskan bahwa kontrak proyek tersebut telah di putus Selasa (14/2).

“Belum selesai. Masih kurang saluran 175-200 meter,” katanya kepada media.

Alvi pun membenarkan jika molornya pekerjaan karena lokasi proyek sulit dijangkau kendaraan material. Sehingga membuat pekerjaan lambat.

“Material harus dilangsir. Karena posisi embung jauh dari pemukiman. Harus melewati dulu persawahan. Jalannya juga ekstrim. Sedikit hujan langsung becek. Motor roda dua mudah selip. Apalagi  truk risikonya bisa terperosok,” terang Alvi.

Ia pun mengakui meski telah diberikan perpanjangan waktu, tapi kenyataan di lapangan penambahan progress tidak signifikan. “Progres lambat sekali,” pungkas Alvi. (yon daryono)

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *