Tiga Proyek Miliaran Rupiah Di Rembang Di Putus Kontraknya

NEWS

Rembang-Inspirasiline.com. Hingga pekan ini, delapan proyek anggaran 2022 yang diberikan perpanjangan penyelesaian pekerjaan belum selesai.

Status proyek-proyek tersebut adalah mendapatkan kesempatan kedua untuk diselesaikan. Sebelumnya, para rekanan mendapat kesempatan perpanjangan pertama menyelesaikan selama 50 hari.

Ternyata hingga batas waktu akhir belum juga selesai sehingga diberikan kesempatan kedua untuk diselesaikan.

Data yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTARU) Rembang, sejauh ini baru 10 proyek 2022 dengan status perpanjangan hingga 2023 sudah selesai.

Proyek tersebut adalah pengerjaan Jalan Sendangagung-Grawan, Jalan KS Tubun, Jalan Majapahit-Pahlawan, Jalan Pamotan-Gunem, Jalan Kaliori-Wiroto. Selanjutnya jalan Pasucen-Kajar, Jalan Nglojo-Lodan serta Jalan Sulang-Banyuurip.

Kemudian pembangunan Jembatan Temperak Sarang dan Jalan Japerejo-Clangapan.

Sedangkan delapan proyek molor yang belum selesai adalah Pelebaran Jalan Ahamd Yani dengan nilai kontrak sekira Rp 2,84 miliar. Kemudian proyek Jalan Pasar-Pulo senilai Rp 5,18 miliar.

Yang lain, proyek Jalan Pamotan-Japerejo senilai sekira Rp 5,93 miliar. Disusul proyek Jalan Dadapmulyo-Kalipang senilai sekira Rp 3,39 miliar.

Kemudian  proyek Jalan Sarang-Lodan senilai sekira Rp 6 miliar. Proyek belum selesai lainnya adalah Jalan Tegaldowo-Timbrangan senilai sekira Rp 4,2 miliar.Proyek Jalan Sedan-Lodan senilai sekira Rp 1,97 miliar.

Terakhir adalah proyek Bankeu Provinsi pengerjaan Jalan Sarang-Bonjor-Lodan Wetan senilai sekira Rp 13,21 miliar.

Di luar itu, sampai hari ini sudah ada tiga proyek yang diputus kontraknya. Tiga proyek tersebut adalah Jalan Sale-Tahunan senilai sekira Rp 6,9 miliar. Proyek jalan Slamet Riyadi senilai sekira Rp 4,29 miliar, serta Jalan Banyudono-Pengkol senilai  Rp 3,4 miliar.

“Tiga proyek putus kontrak dan 10 proyek sudah selesai. Sisanya belum selesai dan diberikan kesempatan kedua untuk menyelesaikan,” terang Kabid Bina Marga DPUTARU Rembang, Nugroho.

Sejumlah proyek mangkrak memberikan dampak gangguan kepada masyarakat. Seperti Jalan Slamet Riyadi, yang dikeluhkan lantaran saat hujan muncul banyak kubangangan air sedangkan saat tidak hujan menimbulkan debu.

Begitu pula dengan proyek Sale-Tahunan yang juga membuat para pelaku tambang akhirnya turun tangan melakukan pengurukan. (yon daryono)

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *