Jajan Suka Suka-Bayar Suka Rela

KULINER

Kendal-Inspirasiline.com. Begitu masuk pekarangan, berjajar bangunan empat gubuk sederhana berkerangka bambu menyambut tamu. Masih berlantai tanah sampai di penghujung ruangan, ada seperangkat meja/kursi layaknya  warung bernuansa kafe. Di dinding yang terbuka terpampang jenis menu makanan dan minuman, tanpa ada tarif harganya.

Pembeli yang datang tinggal pesan mau makan dan minum apa sesuai menu yang tersedia. Biasanya pemilik tanya untuk berapa orang. Selanjutnya, pembeli pilih menunggu di tempat yang bebas disediakan. Mau lesehan di gubug, atau rame-rame duduk di kursi warung sambil menunggu pesanannya diracik di dapur terbuka.

Tempat di desa Penggik lereng Ungaran itu dikenal dengan lokasi Tentrem Area Coffe. Posisinya terletak di tepi jalan arah Limbangan-Sumowono masuk wilayah Kendal. Yang biasa berselancar Google Map, warung kopi itu mudah ditemui. Selain masyarakat sekitar yang jajan, pelancong di tengah perjalanan dari luar Ungaran-Kendal biasanya mampir ke sana.

Kedai yang didirikan sejak 2019 selanjutnya ikut arus berjuluk Kafe dirintis atas gagasan sang pemilik, Argo Arnanto. Dari para tetangga kemudian  memanggilnya Pak Tentrem. Nama Tentrem selanjutnya menjadi nama tempat usaha keluarga mengais rejeki. “ Sudah lama bapak punya keinginan mendirikan warung kopi untuk tongkrongan tetangga dan masyarakat sekitar,” berkata Nuraili, istri Pak Tentrem mengisahkan usahanya.

Konsep Mangan sak anane mbayar sak karepe diberlakukan untuk pembeli di kedai yang dirintis Pak Tentrem. Sebelum si perintis meninggal dunia, wasiat sang suami itu dilaksakan oleh Nuraili yang dikaruniai 2 orang anak yang menemani menunggu kafenya. Cara bertransaksi yang ekstrem itu justru membuat penasaran. Orang ingin mendatangi kedai kopi di kawasan Gondang yang dikenal memiliki banyak destinasi wisata pegunungan itu.

Tidak ada tempat kasir di sana. Yang tersedia hanya wadah untuk tempat uang di pojok warung. Setelah makan, pembeli cukup memasukkan uang untuk membayar. Seberapa pun rupiah yang dimasukkan tidak ada ketentuan. Pengunjung yang menaksir sendiri berapa sepatutnya membayar  disesuaikan dengan menu yang sudah dimakan.

Masukkan uang di sini, bayar sukarela

“ Saya ikhlas. Terserah pembeli yang membayar,” jawab Nuraili ketika ditanya tingkat kejujuran pembeli setelah makan di kafenya. Dari pengakuan perempuan asal Palembang ini usahanya disyukuri berjalan lancar. Tidak pernah merugi. Bagaimana kalau ada pembeli yang asal bayar di luar harga umum. “ Saya pasrah. Pengunjung saya anggap saudara. Hanya mampir berteduh saja saya terima dengan terbuka,” ujarnya.

Meskipun keren berlabel Area Coffe, jangan berharap di Tentrem akan menemukan masakan modern ala western. Atau menu kafe macam Croffle, Sandwich, Pasta, atau jenis kopi Ekspresso, Macchiato. Andalan racikan Tentrem; susu jahe merah, kopi hitam seduhan jenis Robusta-Arabica, wedang jahe dan minuman warung layaknya. Selebihnya ada mendoan cocol kecap, gorengan, sajian mie instan, serta jajan pasar lain titipan tetangga. Suasananya justru alami. Meresapi nuansa pegunungan sambil ngopi dan menikmati sajian apa adanya.

Meskipun sudah banyak pelanggan, Tentrem tidak menyajikan rentetan menu yang atraktif. Nuraili mempertahankan menu apa adanya yang disajikan. Pengunjung yang terbiasa ke sana, seperti para gowesan pesepeda, komunitas motor gede, pelancong, bahkan pejabat sering mendatangi warung sederhana berujian kejujuran itu. Yang hendak bersantap disiapkan makan bersama. Ada nasi gudangan, masakan ikan nila dari kolam sendiri lengkap dengan lalapan dan sambal. “ Tidak ada menu lain. Itu yang kami punya,” ujar Nuraili polos.

Letaknya strategis di area wisata berdekatan dengan Curug 7 Bidadari dari sekian air terjun mini sekitar Ungaran. Hanya berjarak sekitar 10 Km dari Bandungan arah Boja, kedai Tentrem bertahan di tengah persaingan keberadaan resto dan kafe di sekitar wilayahnya. Ada yang sekedar untuk istirahat, atau yang penasaran masuk warung berkonsep “ Jajan suka-suka – Bayar suka rela” (HB)

Bagikan ke:

1 thought on “Jajan Suka Suka-Bayar Suka Rela

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *