Wonogiri-Inspirasiline.com. Bambang Sumantri akrab disapa Sumantri, adalah putra Begawan Suwandagni dari pertapan Ardisekar.
Sumantri satriya berparas tampan,cerdas,sakti,tangkas olah senjata,serta jagoan perang.
![](https://www.inspirasiline.com/wp-content/uploads/2024/06/Info-loker-podomoro-tayang-2.jpg)
Walau demikian, Sumantri tetap rendah hati,santun,berjiwa luhur, sifat ladak lirih, menjahui watak adigang, adigung, adiguna, serta bertanggujawab mengemban tugas sebagai kesatriya yang taat sumpah janji. Sifat dan tingkahlaku Sumantri tak beda jauh dari ayahnya. ( Begawan Suwandagni ).
![](https://www.inspirasiline.com/wp-content/uploads/2023/12/Bambang-Sumantri.jpg)
” Sumantri, kau sudah dewasa, tiba saatnya pisah dengan Ayah. Mengabdilah kau kepada Prabu Harjuna Sasrabahu, raja negara Maespati. Sampaikan salamku, dan aturkan pula Senjata Cakra miliknya, yang kami pinjam beberapa waktu lalu” jelas Suwandagni.
Syahdan, Sumantri berangkat ke Maespati menghadap Harjuna Sasrabahu. Ia menyampaikan maksud hati, tak lain ingin mengabdi kepada Prabu Harjuna Sasrabahu.
![](https://www.inspirasiline.com/wp-content/uploads/2023/12/Bambang-Sukasrana-adik-kinasih-Bambang-Sumantri.jpg)
” Sumantri, pengabdianmu akan saya terima jika kau dapat memenuhi dua persyaratan.
Pertama, Sumantri dapat memenangkan sayembara negara Magada, menyerahkan putri boyongn Dewi Citrawati, serta putri domas kepadaku.
Kedua, Sumantri mampu memboyong Taman Sriwedari ke Taman Keputren negara Maespati ” ujar Prabu Harjuna Sasrabahu.
Sumantri bersedia memenuhi persyaratan tersebut.
Atas kesaktian Sumantri serta bantuan Sukasrana ( Adik Sumantri ), semua persyaratan dapat dipenuhi.
Ternyata pengabdian Sumantri membutuhkan perjuangan, kesabaran, serta keuletan.
Ia harus berperanng dengan para raja sakti peserta sayembara negara Magada.
Dengan kesaktian senjata Cakra, semua musuh dapat ditaklukkan. Tak hanya itu, Sumantri terpaksa harus berpisah dengan adik tercinta Sukasrana, yang mendahului ke alam baka.
Sumantri manusia biasa, tak luput dari kilaf. Ia ingin mengetahi dan menjajaki kesaktian Prabu Harjuna Sasrabahu, sebagai calon ratu gustinya, dengan cara tidak akan menyerahkan Dewi Citrawati kepada Sang Prabu, sebelum dapat mengalahkan Bambang Sumantri.
Mengetahui hal tersebut, Prabu Harjuna Sasrabahu marah, terjadi perang tanding.
Ketika melihat Sumantri mengacungkan senjata Cakra, Prabu Harjuna Sasrabahu tiwikrama, berubah wujud raksasa sebesar gunung Anakan. Senjata Cokro miliknya diuntal masuk perut. Sumantri diinjak tak berdaya, bagai benang basah.
Akhirnya Sumantri menyerah, serta minta maaf atas tindakannya. Saat itu pula Dewi Citrawati serta putri domas diserahkan kepada Prabu Harjuna Sasrabahu.
Karena semua persyaratan telah dipenuhi oleh Bambang Sumantri, maka saat itu pula pengabdian Bambang Sumantri diterima, sekaligus diangkat sebagai patih di negara Maespati, jejuluk Patih Suwanda, mendampingi Prabu Harjuna Sasrabahu.
Prabu Harjuna Sasrabahu bersama Patih Suwanda, dibilang pasangan yang serasi, tegas bijaksana, disegani para raja manca negara.
Negara Maespati menjadi negara kondhang, subur makmur gemah ripah loh jinawi, tercipta manunggaling kawula gusti. Masyarakat hidup berdampingan, guyup rukun, saling tolong menolong, jauh dari rasa iri, dengki, serta saling fitnah.
Sikap kenegarawanan Prabu Harjuna Sasrabahu – Patih Suwondo dapat menginspirasi para punggawa praja, utamanya para prajurit, serta masyarakat Maespati.
Perilaku baik kedua tokoh tersebut, dimuat dalam SERAT TRIPAMA oleh KGPAA Mangku Negara IV, dalam tembang macapat Dhandhanggula.
Serat Tripama menceritakan 3 tokoh pewayangan, yaitu Bambang Sumantri ( Suwanda ) dari Maespati.
Kedua, Raden Kumbakarna dari Kasatriyan Pangleburgangsa, Ngalengkadiraja.
Ketiga, Suryaputra ( Adipati Karna ) dari Ngawangga, Ngastina.
Syair Serat Tripomo dalam tembang Macapat Dhandhanggula sbb.
Yogyanira kang para prajurit
Lamun bisa samya anuladha
Kadya nguni caritane
Andelira Sang Prabu
Sasrabahu ing Maespati
Aran patih Suwanda
Lelabuhanipun
Kangginelung tri prakara
Guna kaya purune kang den antepi
Nuhani trah utama
Wonten malih tulada prayagi
Satriya gung nagari Ngalengka
Sang Kumbakarna namane
Tur iku warna diyu
Suprandene nggayuh utami
Duk awit prang Ngalengka
Dennya darbe atur
Mring raka amrih raharja
Dasamuka tan kengguh ing atur yekti
Demung mungsuh wanara
Yogya malih kinarya palupi
Suryaputra Narpati Ngawangga
Lan Pandawa tur kadange
Lyan yayah tunggil ibu
Suwita mring Sri Kurupati
Aneng nagri Ngastina
Kinarya gul – agul
Manggala golonganing prang
Bratayuda ingadeken senapati
Ngalaga ing kurawa.
Pesan
Serat Tripomo memuat ajaran moral, sebagai teladan para generasi penerus.( SK 019 )
Unquestgionably believe that that you stated. Your faqvorite
justification appeared to be on the web the simplest thing to consider
of. I say to you, I certainly geet annoyed while fopks think about
worriies that they just don’t recognize about. You managed to
hit the nail upon the top and defined out the whole
thing with no need side-effects , other fklks could take
a signal. Will probaqbly be agasin to get more. Thanks
My boog post; Vavada.Widezone.net