Ada Kejanggalan Dibalik Tewasnya Pemuda Di Karangasem Wirosari Yang Tergorok Lehernya

NEWS

Grobogan-Inspirasiline.com. Pada hari Selasa (02/07/2024) sekitar pukul 05.30 di dusun Sarip, Desa Karangasem Kec.Wirosari Grobogan dihebohkan dengan ditemukan seorang pemuda tewas bersimbah darah dengan leher tergorok, korban ditemukan dikandang kambing milik Sdr. Tarmidi (Pemilik warung sate) Dusun Sarip RT. 05 RW. 04 Desa Karangasem Kecamatan Wirosari Kab. Grobogan.

Diduga pemuda tersebut bunuh diri dengan digorok lehernya menggunakan parang akibat depresi akibat penyakit Epilepsi / ayan yang dideritanya tidak kunjung sembuh. Korban bernama Wisnu Candra Aditya (23 Tahun) beralamat didusun Sarip RT. 05 RW. 04 Desa Karangasem Kecamatan Wirosari Kab. Grobogan.Adapun saksi Tarmidi pemilik warung sate(49 Tahun) warga Dusun Sarip RT. 05 RW. 04 Desa Karangasem Kecamatan Wirosari Kab. Grobogan mengatakan saat hendak akan memotong kambing di kandang kambing belakang rumah dia menemukan korban sudah dalam keadaan tergeletak dan bersimbah darah.

Merasa kaget saksi keluar dari lokasi, kemudian saksi memberitahukan kepada tetangganya Almaratus Ayu Sholiha(30 Tahun) yang masih saudara korban Wisnu.

Kondisi korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan luka gorokan benda tajam di leher dan posisi parang yang digunakan untuk bunuh diri berada di dada sebelah kiri korban. Kemudian Tarmidi memberitahukan kejadian tersebut kepada Kepala Desa Karangasem untuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak keamanan.

Sekitar pukul 07.00 WIB, Tim Inafis Polres Grobogan tiba ditempat kejadian dan melaksanakan pemeriksaan korban. Dari hasil pemeriksaan terhadap korban yang telah dilaksanakan oleh tim Inafis Polres Grobogan bersama Puskemas Wirosari II telah menimbulkan kecurigaan diduga adanya pembunuhan terhadap korban dengan luka – luka di tubuh korban. Pihak Tim Inafis Polres Grobogan bersama Reskrim Polsek Wirosari membawa korban ke RSUD R. Soedjati Soemodiarjo Purwodadi untuk dilaksanakan pemeriksaan otopsi jenasah korban dengan adanya kejanggalan tersebut.

Keterangan pihak keluarga menyebutkan bahwa korban mengalami depresi akibat penyakit Epilepsi (ayan) sejak kecil dan tidak kunjung sembuh.

Korban melaksanakan pengobatan rutin dan minum obat setiap hari dan habis obat kemudian kontrol lagi, korban juga melaksanakan terapi rutin di Semarang.

Hingga kini pihak keluarga masih menunggu hasil pemeriksaan dan keputusan dari RSUD R. Soedjati Soemodiarjo Purwodadi, untuk kemudian dimakamkan. (jkwi)

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *