Pasar Musiman Minggu Pagi Kudus, Geliatkan Ekonomi di Masa Pandemi

Penulis: Arwani
Editor: Dwi NR

BAGI masyarakat bawah atau grass root, boleh jadi tidak begitu memedulikan Covid-19. Untuk menikmati suasana libur Minggu, tak sedikit dari mereka yang sekadar jalan-jalan sambil mencari udara segar persawahan yang jauh dari polusi udara.

Tak aneh jika mereka mampir ke pasar musiman Minggu pagi di perempatan sekaligus perbatasan antara Desa Jati Kulon-Desa Pasuruhan Kidul, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.

Bisa dibilang unik, karena pasar musiman memang buka dan ramai hanya khusus di hari Minggu. Selain hari itu, meski tanggal merah, di tempat tersebut bisa dipastikan tidak ada satu pun orang jualan dan masyarakat juga tidak tertarik untuk jalan-jalan lokasi pasar musiman itu.

Mula-mula muncul pasar musiman Minggu pagi itu adalah ketika pedagang sosis keliling mencoba berhenti menunggu orang membeli dagangannya. Ternyata keputusan itu tidak keliru, karena jualannya laris dan mendapat respons baik dari masyarakat setempat. Nah, dari situlah akhirnya diikuti pula oleh pedagang-pedagang lainnya.

Sampai hari ini, Minggu (16/8), pasar musiman ini sudah berjalan sekitar lima tahunan. Para pedagang dan pembeli tidak hanya dari masyarakat setempat, tapi sudah meluas sampai ke tetangga kecamatan lain di wilayah Kudus.

Salah satu pedagang, Nur Kuntet mengatakan, pasar musiman ini mulai ramai dari pukul 06.00 sampai 10.00. Memang tak sampai terlalu siang pasar ini bubaran, karena tempatnya di jalan yang kanan-kirinya sawah, praktis panas.”Itulah alasan yang sama-sama bisa dipahami pedagang maupun masyarakat pembeli di sini,” ujarnya.

Sayang, meski sudah berjalan hampir lima tahun, Pemerintah Kabupaten Kudus dalam hal ini Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar belum ada perhatian untuk menjadikan tempat tersebut sebagai pasar tradisional. Padahal, pasar musiman Minggu pagi berpotensi menggeliatkan roda ekonomi, terlebih di tengah pandemi Covid-19 ini.***