Sedekah Laut, Nelayan Muarareja Dihibur Dangdut

INSPIRASIANA

Penulis: Abiet Sabariang
TEGAL | inspirasiline.com

RATUSAN nelayan Kelurahan Muarareja, Kota Tegal rela tidak melaut, karena dalam dua hari terakhir mereka menyiapkan perahunya unuk mengikuti acara  sedekah laut yang digelar setahun sekali.

Sedekah laut merupakan pestanya para nelayan, karena di dalam acara ini mereka bersenang-senang, bisa plesiran bersama keluarga dan saudara lainnya dengan   membawa bekal makanan untuk disantap dalam perjalanan saat mengiring atau melarung ancak sesaji ke tengah laut.

Kapal-kapal yang kesehariannya penuh dengan alat tangkap, hari itu tampak bersih dan dihias dengan bendera warna-warni, janur kuning, lengkap dengan sound system.

ANCAK sesaji yang siap dilarung ke tengah laut.

Namun di balik kemeriahan itu, terkandung makna sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan rezeki berlimpah berupa berbagai jenis ikan hasil tangkapan.

Ancak yang berisi berbagai macam sesaji dan kepala kambing sebagai simbol ungkapan rasa syukur, merupakan tradisi dan kearifan lokal turun-temurun.

“Sedekah laut merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas keberkahan dan rezeki berupa hasil tangkapan,” kata Imam dan Dollah, panitia sedekah laut, Minggu (13/9/2020.

Imam menjelaskan, sedekah laut kali ini melarung lima ancak. “Biasanya hanya dua sampai tiga. Tapi alhamdulillah, tahun ini bisa melarung lima ancak,” ujarnya.

Berdasar keadilan, dilakukan pengundian untuk kapal yang membawa ancak. Sebelum dilarung, ancak dan jembung besar tempat air bunga sesaji disemayamkan terlebih dulu di depan panggung wayang.

Dalang Ki Carito dari Balamoa memainkan lakon “Purwa Gudug Basu”, sang raja ikan yang saat kematiannya menjelma menjadi berbagai jenis ikan, yang sampai sekarang membawa keberkahan bagi nelayan. “Meski cerita itu hanya sebagai mitos, tap terus diyakini sampai saat ini,” ungkap Imam.

Imam memberbekan, jumlah kapal nelayan di Muarareja mencapai sekitar 170 kapal. Untuk anggaran kegiatan sedekah laut, setiap pemilik kapal dimintai iuran masing-masing antara Rp 400.000-Rp 750 ribu, tergantung besar-kecil jenis kapal.

Selain pergelaran wayang kulit Ki Carito, sedekah laut nelayan tradisional Kelurahan Muarareja, Kota Tegal ini dimeriahkan pula dengan panggung hiburan dangdut.***

NELAYAN dan masyarakat bersiap meramaikan tradisi Sedekah Laut.
Bagikan ke:

1 thought on “Sedekah Laut, Nelayan Muarareja Dihibur Dangdut

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *