Penulis: Sugimin
SRAGEN | inspirasiline.com
MASYARAKAT Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen terus berusaha mengembangkan potensi yang mereka miliki. Salah satu potensi yang dimiliki adalah membuat ikat kepala khas Sangiran yang biasa dikenal dengan nama Iket Wiro Sangir Kasiaji.
Ikat kepala khas Sangiran ini dianggap sudah mulai dilupakan oleh generasi muda, karena kekhasan yang dimiliki ikat kepala ini tidak terwariskan dari generasi tua ke generasi muda.

Oleh karena itu, Pemerintah Desa (Pemdes) Krikilan, Kecamatan Kalijambe terus memperkenalkan ikat kepala khas Sangiran kepada masyarakat. Salah satunya dengan meluncurkan Iket Wiro Sangir Kasiaji pada rangkaian kegiatan rapat koordinasi bersama pemangku kepentingan yang digelar Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran di Hotel Novotel Solo, Senin (19/10/2020).

Resmi Diluncurkan
Sekretaris Desa (Sekdes) Krikilan Aries Rustioko mengatakan, Iket Wiro Sangir Kasiaji sudah resmi diluncurkan dan diperkenalkan Kepala Desa (Kades) Krikilan Widodo kepada sekitar 40 peserta yang hadir dalam rapat tersebut.
“Kami sudah memproduksi sekitar 100 lembar ikat kepala. Sebagian sudah kami pakai sebagai suvenir dalam kegiatan itu. Sebagian lagi akan dipakai para perangkat desa pada hari-hari tertentu. Ke depan, tidak menutup kemungkinan semua karyawan di BPSMP dan pengunjung juga wajib memakai ikat kepala ini,” tutur Aries Rustioko.
Pada November mendatang, Pemdes Krikilan berencana memghelat Pasar Budaya di Punden Tingkir, Krikilan. Pasar budaya tersebut menyediakan berbagai produk-produk tradisional yang hasil karya masyarakat sekitar. Termasuk ikat kepala Wiro Sangir Kasiaji yang mulai diperkenalkan kembali di pasar itu.
“Jadi di Pasar Budaya itu, kita berencana membuat ikat kepala khas Sangiran itu, dan nanti juga dipakai masyarakat sini, mulai dari perangkat desa, pelaku pariwisata, dan masyarakat Krikilan,” ujarnya.
Melegenda
Menurutnya, Iket Wiro Sangir Kasiaji ini perlu diperhatikan, dirawat, dan dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya sekaligus tambahan atraksi wisata.
“Iket Wiro Sangir Kasiaji sempat melegenda dan perlu dilestarikan, karena kerap dipakai oleh warga setempat pada zaman dulu. Namun, belakangan generasi muda hampir tidak ada yang mengenal ikat kepala tersebut,” kata Aries.
Aries menambahkan, Pemdes Krikilan juga akan segera mendaftarkan hak paten Iket Wiro Sangir Kasiaji, agar tidak ada pihak lain yang berusaha mengklaim atas cinderamata itu.
Model Iket Wiro Sangir Kasiaji memang khas, berbeda dari ikat kepala pada umumnya. Kekhasannya, kain batik harus terlebih dulu dilipat secara diagonal, sehingga bentuknya menjadi segitiga. Kemudian, kain batik itu diikatkan pada kepala dengan cara tertentu, sehingga menghasilkan ikat kepala ciri khas Sangiran.***