Penulis: Budhy HP
Editor: Dwi NR
Wisata air dengan perahu bermesin atau stone boat ternyata memiliki daya tarik tersendiri. Apalagi lokasinya mudah dijangkau, dengan panorama bernuansa alam, maka paradigma pariwisata “kembali ke alam” semakin kental mewarnai destinasi baru Wisata Air Jalatunda Magelang, yang belakangan mulai dikunjungi banyak wisatawan.

SALURAN Irigasi Progomanggis di Dusun Purwo, Desa Madyocondro, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang semakin dikenal menjadi tujuan Wisata Air Jalatunda.
Wisata air yang memanfaatkan saluran irigasi induk dan sekunder, yaitu Kali Progo dan Kali Manggis ini kini mendapat sentuhan tangan kreatif pemuda desa setempat untuk menjadi wisata perahu stone boat.

Pengelola Wisata Air Jalatunda Irawan Sukoco ketika ditemui inspirasiline.com, Jumat (2/10/2020) mengatakan, ide warga muncul setelah ada kunjungan anggota DPR RI meninjau pembangunan Irigasi Progomanggis.

“Ketika itu saya diberi wawasan tentang wisata perahu bermesin dan kawasan ini dinilai cocok untuk pengembangan jenis wisata ini. Maka kami berembuk dengan pemerintah desa dan benar, saat ini banyak pengunjung yang datang,” ujar Irawan.

Menjanjikan
Didukung pemandangan alam pertanian di sekeliling Jalatunda, destinasi ini semakin menjanjikan nuansa alam dengan sensasi naik perahu bermesin seperti wisata danau pada umumnya.
Wisata baru di Secang, Kabupaten Magelang ini merupakan bagian wilayah kerja dari Satuan Kerja Progo Hulu Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Progo, Bogowonto, dan Luk Ulo kabupaten Magelang.
Renovasi saluran irigasi Kali Progo dan Manggis ini telah selesai dikerjakan dengan dana APBN sebesar Rp 1,2 miliar. Nuansa air tenang pada irigasi ini menumbuhkan ide kreatif warga Desa Madyocondro untuk membuat destinasi wisata.
Perahu bermesin layaknya digunakan para nelayan, dibeli dari kawasan wisata Rawapening, Ambarawa, Kabupaten Semarang. Saat ini baru berjumlah dua perahu, dengan kelengkapan rompi pelampung sebanyak 21 buah.
Gratis
Untuk masuk kawasan wisata ini gratis. Pengelola hanya menarik retribusi parkir kendaraan Rp 2.000 dan tiket naik perahu cuma Rp 5.000.
“Selama naik perahu sejauh 500 km dalam waktu 15 menit, kemudian kembali ke pangkalan, pengunjung dapat menikmati panorama Gunung Sumbing dan Sindoro, nuansa hamparan pertanian, aneka tanaman perkebunan dan sayuran di sekeliling irigasi,” beber Irawan.
Ketika jumlah pengunjung terus meningkat, utamanya pada Sabtu dan Minggu, pengelola berencana membeli dua kapal stone boat lagi dari Ambarawa.
Kepala Desa Madyocondro Heru Waluyo juga mendukung dengan dana APBDes untuk pengembangan objek wisata desanya. “Jika perlu kita undang investor untuk pengembangan wisata ini, karena warga juga mendukung jika sawahnya akan digunakan untuk pengembangan wisata,” paparnya.
Sementara terkait protokol kesehatan di arena wisata air, Kapolsek Secang AKP Purwanto menilai, kesadaran warga untuk memakai masker sudah baik. Selain rompi pelampung, Kapolsek mengimbau, agar pengelola juga melengkapinya dengan petugas SAR agar bisa melakukan penanganan cepat jika terjadi kecelakaan air.***