Penulis: Arwani
KUDUS | inspirasiline.com
DI sela-sela kesibukan sehari-harinya sebagai penjual es tebu di pinggir jalan, tepatnya di jalan Banget-Blimbing, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Suharjono juga menerima tamu untuk kebutuhan yang lain, seperti konsultasi seputar hari pasaran atau weton/neptu dalam perhitungan Jawa, untuk sebuah hajat tertentu.
Ny Kryt (nama samaran), salah satu warga masyarakat yang ngefans berat terhadap kecermatan dan ketelitian Suharjono dalam “menghitung” hari, pasaran, dan weton/neptu Dino (Jawa) untuk sebuah hajat tertentu. “Saya merasa mantap dan lebih puas bila yang ngasih ‘waktu’ Mbah Jono,” ungkapnya Sabtu.
Sosok Mbah Jono, sapaan akrab Suharjono, memang benar-benar all round alias serbabisa. Betapa tidak, karena di samping menjual es tebu sambil melayani masyarakat yang “nyebeh” (Jawa: spiritual), ternyata Mbah Jono juga dikenal sebagai dalang wayang kulit dengan nama populer Ki Suharjono Kondobuwono.
Tak hanya itu, pria kelahiran Grobogan, Purwodadi ini juga ahli bikin sumur bor dan rata-rata sumur hasil galian Mbah Jono diyakini sumber airnya akan lancar dan jernih walau di musim kemarau sekalipun. “Padahal biasanya saya ngebornya paling-paling cuma berkedalaman 8-10 meter saja,” bebernya.
Namun di masa pandemi Covid 19 ini, karena masyarakat belum diizinkan oleh pemerintah untuk bikin sebuah acara dan hajatan yang sampai mengumpulkan orang banyak alias tidak boleh ramai-ramai, praktis tanggapan untuk mendalang juga sepi. “Makanya, saya memilih jualan es tebu, untuk menyelamatkan ekonomi keluarga,” ujar Mbah Jono.
Suharjono hanya bisa pasrah dan berharap kepada Allah agar Covid-19 segera hilang dari Bumi Nusantara. “Kalau bisa pemerintah daerah ada perhatian pada insan budaya dan para seniman tradisional, kayak saya ini,” tutur Mbah Jono dengan penuh harap.***