Perindustrian Kendal Prospektif, Sejumlah Negara Siap Berinvestasi

NEWS

Penulis: Eko Purwanto
KENDAL | inspirasiline.com

PT Terryham Proplas Indonesia menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Penguatan Industri Hilir di Kabupaten Kendal sebagai Sentra Kawasan Industri di Jawa Tengah” di Ruang Abdi Praja Setda Kendal, Kamis (10/6/2021).

Acara dihadiri Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Ditjen IKFT Kemenperin Muhammad Taufik, Bupati Kendal Dico M Ganinduto, Ketua DPRD Kendal Muhammad Makmun, Dandim Kendal Letkol Inf Iman Widhiarto, kalangan akademisi dari Undip, Unissula, dan Universitas Mataram (NTB), serta puluhan pelaku industri dan UMKM Kendal.

DIREKTUR Industri Kimia Hilir dan Farmasi Ditjen IKFT Kemenperin Muhammad Taufik bersama Bupati Dico M Ganinduto, Ketua DPRD Muhammad Makmun, dan Dandim Letkol Inf Iman Widhiarto, serta pelaku industri dan UMKM Kendal.

Bupati Dico M Ganinduto mengatakan, saat ini sudah banyak industri yang berdiri di Kendal, termasuk pabrik baja di wilayah Kecamatan Patebon. Sejumlah pabrik lain juga berdiri di Kawasan Industri Kendal (KIK), yang memiliki luas sekitar 1.000 hektare.

“Kendal sangat prospektif, dengan pengembangan perindustrian yang sangat bagus. Alhamdulillah saat ini sudah ada negara yang siap berinvestasi seperti Jepang, Vietnam, Cina, Malaysia, Singapura, Korea, Filipina, dan tentunya Indonesia sendiri,” kata Dico M Ganinduto.

Terpisah, Direktur Kimia Hilir dan Farmasi Ditjen IKFT Kementerian Perindustrian RI Muhammad Taufiq mengatakan, berteknologi itu bukan berkeinginan, tapi suatu kebutuhan. Jadi jangan sampai teknologi digunakan oleh orang- orang yang malah menjadi kontraproduktif.

“Kita sudah masuk dalam era 4.0, paling tidak Kabupaten Kendal menjadi kota percontohan di Jawa Tengah. Teknologi memunyai peran sosial ekonomi dan bisa dijadikan alat untuk promosi,” jelasnya.

Sementara perwakilan akademisi dari Unram NTB, Dr Chairil mengatakan, kemajuan industri sangat cepat jika mampu memanfaatkan teknologi informasi.

“Karena masih banyak masyarakat pelaku ekomomi yang belum maksimal memanfaatkan teknologi informasi sebagaimana dikehendaki Kementerian Perindustrian,” tutur Dr Chairil.***

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *