Penulis: Sugimin
SRAGEN | inspirasiline.com
PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) belum akan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) di tahun ajaran baru 2021/2022 ini, melainkan tetap dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring (online).

Wacana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberlakukan PTM di tahun ajaran 2021/2022 belum bisa diselenggarakan di Kabupaten Sragen, lantaran status Bumi Sukowati saat ini masih masuk zona merah dengan risiko tinggi.

Penambahan kasus harian yang masih relatif tinggi belakangan, menjadi faktor wacana PTM belum akan diberlakukan.
“Tahun ajaran baru tetap akan kita berlakukan online. Anak- anak juga biasa dengan pembelajaran secara online, saya yakin bisa,” ungkap Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati kepada inspirasiline.com, Rabu (30/6/2021).
Orang nomor satu di Bumi Sukowati itu menguraikan, keputusan meniadakan PTM semata-mata demi menyelamatkan anak-anak. Selain kasus masih tinggi, saat ini penyebaran Covid-19 juga sangat rentan menyasar anak-anak.
Menurutnya, dengan adanya pandemi, hal itu juga memberikan pelajaran kepada anak-anak, bagaimana membiasakan menerapkan kebiasaan hidup sehat dengan protokol kesehatan (prokes).
“Yang penting mereka selamat dulu. Kan kita masih di zona merah, apalagi ini virus merambah ke anak-anak. Ini kan anak diajari bagaimana jaga jarak, cuci tangan, dan lain-lain,” ujar Yuni, sapaan akrab Bupati Sragen.
Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menegaskan, jika dipaksakan PTM, Yuni khawatir rentan terhadap keselamatan anak. Sebab, realitanya, anak-anak sudah taat prokes, orang tua yang menjemput justru banyak yang abai.
“Kalau anak-anak sudah tertib. Tapi orangtuanya yang kadang malah nggak paham. Masih bergerombol saat menjemput anak, padahal anaknya sudah jaga jarak dan sebagainya. Tapi mbok-mboke pas jemput malah jagongan karo arisan. Podo wae, saya bilang,” ujar Yuni.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sragen Suwardi sampai berita ini ditayangkan belum bisa dihubungi.***