Gus Yahya, Maju Dalam perebutn Ketum PBBU.

NEWS

Rembang, Inspirasiline.com – Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang akrab di sapa Gus Yahya, dipastikan maju sebagai salah satu calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam  Muktamar NU akhir 2021. Putra pertama alm KH Cholil Bisri ini, akan menantang incunben, KH Daid Aqil Sirod.

Lantas, siapakah sosok Gus Yahya ini? Dia lahir pada 16 Februari 1966 dan merupakan tokoh Nahdlatul Ulama dari kota Rembang, Jawa Tengah. Ia adalah mengasuh pondok pesantren Raudlatul Thalibin, Leteh, Rembang. Panggilan ‘Gus’ sendiri adalah panggilan khas dari Pesantren untuk memanggil nama anak seorang kiai atau pengasuh pesantren.

Berdasarkan silsilah keluarga, Gus Yahta tumbuh di lingkungan yang lengket dengan organisasi NU Ayahnya adalah tokoh NU yang disegani bernama KH Cholil Bisri. Bersama Gus Dur, KH Cholil Bisri adalah pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Gus Yahy juga keponakan dari ulama Kharismatis dari NU, KH Mustofa Bisri, atau biasa disapa Gus Mus. Sedangkan adiknya, Yaqut C. Qoumas adalah Menteri Agama saat ini.

Saat Gus Dur menjadi presiden keempat, Gus Yahya  diberi tugas sebagai Juru Bicara Presiden (Jubir). Sosok yang terkenal juga lewat tulisan dan cerita-cerita lucu bertajuk Terong Gosong  ini pada 2018-2019 diberi amanah sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menggantikan KH Hasyim Muzadi yang wafat.

Gus Yahya sendiri sejak kecil belajar di Pesantren, semula dari Pendidikan formal di Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang. Lalu berlanjut ke Pondok Pesantren KH Ali Maksum di Krapyak, Yogyakarta. Saat itu ia juga kuliah di Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.

Salah satu yang menonjol dari Gus Yahya adalah kegemarannya untuk menjumpai tokoh-tokoh dunia. Ia beralasan, silaturrahim itu memberi tahu publik internasional tentang konsep Islam yang kerap disalahpahami seperti bahwa islam itu agama teror, Islam itu identik dengan kekerasan, Islam itu memusuhi agama-agama lain dan seterusnya.

Nama Gus Yahya menyita perhatian publik tatkala ia menghadiri undangan dari American Jewish Committee (AJ) dan berbicara tentang resolusi konflik antar agama. Ia pun kerap berjumpa dengan beberapa tokoh agama seperti Paus Franciscus.

Selain itu, ia banyak sekali mengkader ulama-ulama dan aktivis di Nahdlatul Ulama. Kegemarannya untuk silaturrahim ini tak pelak membuat banyak orang teringat sosok Gus Dur yang juga gemar safari dan berjumpa banyak orang untuk bicara perdamaian. (Yon Daryono).

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *