Pasien Positif Covid-19 di Kabupaten Sragen Mulai Menurun

NEWS

Sragen-Inspirasiline.con. Pasien positif Covid-19 di Kabupaten Sragen mulai menurun. Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soehadi Prijonegoro Sragen misalnya, hingga hari ini Selasa (15/3/2022)  keterisian bed atau Tempat Tidur (TT) di kamar isolasi khusus pasien Covid-19 mulai menurun.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama (Dirut) RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen, dr Joko Haryono mengatakan data terbaru hari ini Selasa (15/3/2022) menunjukkan jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat di ruang ICU tinggal 4 orang dari kapasitas 17 kamar.

Sebelumnya jumlah pasien di ruang ICU mencapai angka belasan. Situasi yang sama juga terjadi di bangsal isolasi.

Dari kapasitas 64 TT yang tersedia, hari ini hanya terpakai 26 kamar saja. Angka itu mengalami penurunan dibanding sehari sebelumnya yang masih mencapai 36 pasien.

“Jadi dari total 81 kamar ICU dan TT isolasi, hari ini hanya terisi 30 saja. Ini sudah mengalami penurunan,” Ungkap dr Joko Haryono kepada Inspirasiline.com diruang kerjanya Selasa (15/3/2022).

Menurut dr Joko Haryono, kondisi stok oksigen juga sangat aman. Hal itu jauh berbeda dengan saat puncak gelombang kedua medio tahun lalu di mana angka pasien membeludak sehingga stok oksigen sempat kewalahan.

“Kebutuhan ruangan ICU sudah turun. Kebutuhan oksigen juga sudah nggak sebanyak dulu. Banyak pasien yang tidak terlalu membutuhkan oksigen. Saat ini relatif aman, mudah-mudahan terus membaik,” Ungkapnya.

Disinggung adanya Anggapan Pasien Isolasi Jarang Disambangi dr Joko Haryono menegaskan, Justru Dikontrol Rutin oleh Perawat dan Dipantau CCTV 24 Jam .

“Pasien positif yang dirawat di ruang isolasi Covid-19 tetap ditangani dan dikontrol rutin oleh petugas” Tutur dr Joko Haryono tegas.

Dikatakan, dengan penanganan intensif itu, saat ini angka kesembuhan pasien yang dirawat di isolasi mengalami peningkatan dibanding saat gelombang Delta tahun lalu.

“Jadi tidak benar jika ada anggapan kalau pasien di ruang isolasi ditelantarkan atau jarang disambangi petugas.

Sebab penanganan pasien di bangsal menjadi tanggung jawab perawat. Bahkan setiap kondisi pasien di ruang isolasi terpantau selama 24 jam melalui perangkat CCTV. Justru kalau di ruang isolasi itu lebih terkontrol. Perawat rutin mendatangi ke ruang pasien kasih obat sambil komunikasi bagaimana perkembangannya. Kemudian memberi jatah makanan. Jadi di ruang isolasi itu pengawasannya lebih ketat,” Ungkapnya menjelaskan.

dr Joko Haryono  mengatakan, dengan penanganan intensif dan kontrol rutin itu, berimbas positif angka kesembuhan pasien di ruang isolasi Covid-19 saat ini meningkat.

gelombang kedua Covid-19 medio tahun lalu di mana banyak pasien yang gagal tertolong karena saat datang dalam kondisi sudah buruk.

Saat ini, prosedur pasien dinyatakan sembuh juga lebih simpel. Jika sebelumnya harus menunggu hasil swab negatif, sekarang yang sudah tidak ada keluhan dan tidak pakai oksigen, sudah diizinkan pulang untuk melanjutkan isoman di rumah.

“Dulu kan bisa sampai berminggu-minggu kalau belum negatif belum boleh pulang. Sekarang rata-rata hanya seminggu perawatan sudah membaik karena mayoritas datang dalam kondisi tanpa gejala. Kalau sudah tidak ada keluhan, kami pulangkan dengan edukasi nanti tetap isoman di rumah,” Ungkapnya meyakinkan.

Terlebih saat ini kata dr Joko Haryono dari Kementerian Kesehatan sudah memperlonggar kebijakan bagi pasien tanpa gejala bisa isoman di rumah.

“Bagi pasien yang sudah diizinkan pulang, tetap diberi pemahaman agar menjaga prokes baik pasien maupun keluarganya.Ungkap dr Joko Haryono menambahkan. ( Sugimin/17)

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *