Sragen-Inspirasiline.com. Untuk meminimalisir penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Sragen, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Sragen melaksanakan Penyemprotan kandang dan ternak serentak di 20 Kecamatan yang ada di Kabupaten Sragen Jumat (10/6/2022) pagi.
Berdasarkan data per Kamis (9/6/2022) jumlah ternak yang terpapar PMK mencapai 453 ekor dengan jumlah penambahan kasus baru 23 ekor, kasus aktif 318 ekor, sembuh tidak menunjukkan gejala klinis 105 ekor dan mati 30 ekor. Kecamatan Kedawung menjadi Kecamatan paling banyak terpapar kasus PMK.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus PMK Pemkab Sragen melakukan penyemprotan disinfektan Eco Enzym yang ramah lingkungan berasal dari fermentasi buah dan sayur bantuan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Sragen sebanyak 105 liter. Setiap Kecamatan menyiapkan 5 titik kandang ternak, tim penyemprot dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang telah ditunjuk. Untuk kandang yang tidak termasuk sampling disemprot secara mandiri oleh masing-masing Desa.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan Wakil Bupati (Wabup) Sragen H.Suroto didampingi Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan)Kabupaten Sragen Rina Wijaya serta beberapa Kepala OPD Kabupaten Sragen memantau langsung Penyemprotan kandang dan ternak milik Sadono di Dukuh Ngawen, Desa Mojorejo, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen.
Kepala Disnakan Rina Wijaya menjelaskan penyemprotan disinfektan ini dilakukan di 5 titik setiap Kecamatan. Sedangkan untuk kandang lainnya yang tidak termasuk dalam sampling disemprot secara mandiri yang diprakarsai Desa masing-masing.
“Kita mendapat bantuan Eco Enzym dari PMI Sragen sebanyak 105 liter yang dibagi kepada 5 titik kandang untuk masing-masing Kecamatan 5 liter dan 10 liter untuk Kecamatan karangmalang.” Ungkap Rina Wijaya menjelaskan.
Rina Wijaya mengatakan, mengingat kasus PMK masih terus meningkat, Pasar Hewan saat ini masih ditutup sampai tanggal, 24 Juni 2022 mendatang.
Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati menjelaskan, disinfektan Eco Enzym merupakan disinfektan yang ramah lingkungan dan alami sehingga dapat disemprotkan sesering mungkin. Penyemprotan dapat dilakukan kepada ternak dan kandang secara merata khususnya pada mulut dan kaki sapi.
Petugas penyemprotan dipastikan bebas dari PMK agat tidak mejadii vektor (pembawa penyakit) bagi ternak.
“Saya berharap keadaan segera membaik. Saat ini Sragen sudah berada pada zona merah yang berarti disetiap Kecamatan sudah terdeteksi ada penyakit PMK. Cara yang paling pas adalah membersihkan kandang secara berkala dan jika ada ternak yang sakit untuk segera dikarantina dan diobati.
Yuni sapaan akrab Bupati Sragen itu mengatakan bulan Agustus mendatang Pemkab akan mendapatkan bantuan vaksin dari Pemerintah Pusat untuk itu Disnakan masih mendata jumlah sapi yang ada di Kabupaten Sragen. Diharapkan dengan suntikan vaksin dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh ternak.
Dikatakan, menjelang hari Raya Idul Adha Pemkab bekerjasama dengan TNI/Polri terutama Babinsa dan Bhabinkamtibmas mengecek ternak (clearance) dengan mengeluarkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).
“SKKH nantinya dikeluarkan oleh Mantri Kesehatan/Dokter Hewan dengan masa aktif hanya 12 jam. Intinya kita minta bantuan teman-teman TNI/Polri untuk dapat mengamatii dan melaporkan apakah ternak-ternak tersebut boleh disembelih atau dijadikan hewan qurban. Semua yang akan disembelih harus mempunyai SKKH. Kita harapkan yang disembelih untuk qurban adalah ternak yang betul-betul sehat” Ungkap Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati seusai menyaksikan langsung penyemprotan kandang dan ternak milik Sadono. (Sugimin/17)