Rembang-Inspirasiline.com. Belum lagi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang meresahkan peternak di Rembang reda, kini muncul penyakit hewan jenis lain.
Yakni, Lumpy Skin Disease (LSD). Kasus LSD di Rembang terus bertambah. Sat ini sudah ada laporan 12 kasus LSD terdeteksi di daerah ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dintanpan) Rembang Agus Iwan mengakui LSD telah masuk Rembang.

Ia menyatakan, kasus LSD saat ini sudah terdeteksi di Rembang. Diantaranya muncul di wilayah Kaliori. Namun kasus itu tidak berkembang.
Belum lama ini pihaknya kembali mendapatkan laporan di sejumlah Kecamatan. Dan saat ini tercatat 12 kasus.
“Awal Januari (mulai muncul LSD di Rembang). Kami lab kan dan dinyatakan LSD. Sudah tertangani sudah sembuh di Kaliori,” jelasnya.
Jika melihat faktor risiko dibandingkan PMK, Agus menjelaskan, angka kematian akibat LSD dinilai lebih rendah. Namun dari sisi ekonomi lebih berdampak. Sebab, nampak dari luar terlihat luka kulit yang bisa menurunkan harga jual.
“Sementara itu fenomena jual murah bukan karena LSD. Tapi karena PMK di Kecamatan Sumber dan Bulu. Kami dilapori ada panic selling. Karena kekhawatiran sapi tidak bisa sembuh,” imbuhnya.
Disinggung soal panic selling di Rembang, pihaknya mengaku belum mendapat laporan secara detail. Namun jika dilihat dari angka kasus PMK yang menyerang 500 ekor itu dinilai mengkhawatirkan.
Sebab ada provokasi dari pihak-pihak tertentu yang membuat peternak menjual sapi dengan harga murah.
“Ada yang melapor harga empat ekor sapi hanya Rp 20 juta. Berarti satu ekor hanya Rp 5 jutaan. Pada hal Normalnya Rp 12 juta ke atas,” pungkas Agus Iwan. (yon daryono)