Penulis: Yon Daryono
REMBANG | inspirasiline.com
PENGURUS Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Rembang meluncurkan sensus warga nahdliyin. Launching digelar di Gedung Haji Rembang, Minggu (23/8).
Ratusan petugas sensus, operator entry data, petugas pendataan lapangan mendapatkan pembekalan bimbingan teknis (Bimtek) tentang Sensus NU berbasis Sistem Informasi Strategis Nahdlatul Ulama (SISNU).
Ketua Tanfidziyah PCNU Rembang KH Ahmad Sunarto menegaskan, Sensus NU tidak ada hubungannya dengan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, 9 Desemeber 2020.
Hal itu sebagai bentuk penegasan atas bully-an terhadap warga NU di Rembang setiap ada momentum pemilihan. Utamanya karena di Rembang dalam waktu dekat ini akan menyelenggarakan pesta demokrasi atau Pilkada.
Dia menambahkan, Sensus NU sudah direncanakan sejak lama. Lantaran ada pandemi Covid-19, rencana tersebut menjadi tertunda. Namun setelah masa new normal, Sensus NU kemudian dilanjutkan.
“Sensus Kartu Tanda Anggota NU (KartaNU) sudah direncanakan sejak lama. Kalau ini ditunda terus tidak akan selesai. Sensus NU Rembang tidak ada hubungannya dengan Pilkada,” tandas Ahmad Sunarto.
Dia mengajak warga NU tidak cemas dengan bully-an jika Sensus NU untuk kepentingan Pilkada. NU juga bukan partai politik dan tidak berpolitik, namun warga NU memiliki hak yang sama sebagai warga negara untuk memilih dan dipilih.
“NU di-bully dan menjadi sasaran bully setiap ada Pilkada, atau Pemilu yang lain. NU sudah tahan banting. Kalau yang tidak paham itu bukan orang NU. NU tidak berpolitik, tapi warga NU punya hak sama seperti warga yang lain. Berhak memilih dan berhak dipilih,” tambahnya.
Tim Bimtek Sensus PWNU Jateng Herman mengatakan, pendataan berbasis data SISNU bukan hanya menyasar anggota. Tapi juga aset-aset NU yang ada. Seperti masjid, sekolah, dan lembaga pendidikan, serta kesehatan.
“Nanti pendataan juga bukan hanya anggota, tapi juga aset, hingga jumlah politisi dari warga NU,” jelasnya.
Usia yang berhak di-Sensus NU mulai umur 13 tahun. Karena yang paling bawah Banon NU adalah IPNU-IPPNU, sehingga anak sekolah MTs, SMP, dan santri juga harus disensus.***