Penulis: Abiet Sabariang
TEGAL | inspirasiline.com
SEMULA, sebelum masuk halaman SMK Negeri 2 Kota Tegal, terkesan mencekam. Di pintu gerbang, satpam sudah mengondisikan segala aktivitas dengan disiplin protokol kesehatan.
Tidak hanya guru dan karyawan, siswa dan siapa pun yang berkunjung atau memasuki halaman sekolah diperiksa dengan menggunakan thermo gun dan langsung diharuskan cuci tangan di tempat yang sudah disediakan.
Kepala SMK Negeri 2 Kota Tegal Agus Sudarmono, Senin (7/9/2020) pagi ini tampak sibuk. Hari ini merupakan hari pertama siswa masuk sekolah tatap muka. Tak hanya itu, sekolah juga kedatangan tamu dari Koordinator Wilayah Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, yang ingin melihat secara langsung kondisi pembelajaran tatap muka (PTM), setelah lima bulan masa pandemi Covid-19 mengharuskan siswa melakoni pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Kepada inspirasiline.com yang menemui di ruang kerjanya, Agus Sudarmono menjelaskan, kunjungan Korwildikbud Provinsi Jawa Tengah itu terkait penunjukan SMK Negeri 2 Kota Tegal sebagai satu dari tiga pilot project atau sekolah percontohan PTM. “Ini pun terbatas, tidak semua siswa berangkat,” jelasnya.
Dari total jumlah 1.127 peserya didik, hanya 96 siswa yang diberangkatkan. Jam pelajaran mulai pukul 7.30 dan pulang pukul 11.00. Sebelum jam pelajaran dimulai, anak-anak sudah harus berada di kelas masing-masing.
“Ya, mereka berliterasi. Ada yang tadarus atau membaca buku sambil menunggu jam pelajaran dimulai. Selama di kelas atau sekolah, siswa tak boleh bergerombol. Oleh sebab itu, guru pun tidak boleh meninggalkan kelas sebelum guru pengganti datang,” terang Agus.
Pembelajaran daring, menurut Agus, memang bikin pusing dan tidak efeiktif. Siswa tidak bisa menyerap pelajaran secara langsung,
Menurut Agus, PTM yang digelar di tiga sekolah di Kota Tegal, yaitu SMA PIUS, SMA Negeri 2, dan SMK Negeri 2 merupakan bentuk realisasi dari usulan guru dan orangtua siswa yang akhirnya disetujui oleh provinsi.
“Kalau selama dua pekan dalam pembelajaran tatap muka aman-aman saja, maka akan berlanjut. Tapi sebaliknya, kalau ada yang sampai terpapar ya terpaksa dihentikan,” ujar Agus.
Penentuan peserta didik memang dipilih siswa yang tempat tinggalnya tidak jauh dari sekokahan dan tidak menggunakan kendaraan umum.
Agus berharap, sepanjang pelaksanaan pembelajaran tatap muka bisa berjalan lancar, tidak ada masalah, apalagi sampai muncul kasus baru Corona. Untuk itu, para guru dan semua siswa harus selalu menjaga kebersihan dengan pedoman protokol kesehatan.***
Wow, wonderful blog format! How long have you ever been running a blog
for? you made blogging look easy. The overall glance of your site is fantastic, let alone the content material!
You can see similar here sklep internetowy